Drilling (Pemboran)

Diposting oleh mine | 10.52 | | 0 komentar »

Pemboran dapat dilakukan untuk bermacam-macam tujuan :
Penempatan bahan peledak;  pemercontohan (merupakan metoda sampling utama dalam eksplorasi); dalam  tahap development : penirisan, test fondasi dan lain-lain; dan dalam  tahap eksplotasi untuk penempatan baut batuan & kabel batuan (dalam batubara pemboran lebih banyak dibuat untuk pemasangan baut batuan - bolting daripada untuk peledakan). Jika dihubungkan dengan peledakan, penggunaan terbesar adalah sebagai pemboran produksi.

Komponen Operasi dari Sistem Pemboran

Ada  4 komponen fungsional utama. Fungsi ini dihubungkan dengan penggunaan  energi oleh sistem pemboran di dalam melawan batuan dengan cara sebagai  berikut :
•  Mesin bor, sumber energi adalah penggerak utama,  mengkonversikan energi dari bentuk asal (fluida, elektrik, pnuematik,  atau penggerak mesin combustion) ke energi mekanik untuk mengfungsikan  sistem.
•  Batang bor (rod) mengtransmisikan energi dari penggerak utama ke mata bor (bit).
•  Mata bor (bit) adalah pengguna energi didalam sistem, menyerang batuan secara makanik untuk melakukan penetrasi.
•  Sirkulasi fluida untuk membersihkan lubang bor, mengontrol debu,mendinginkan bit dan kadang-kadang mengstabilkan lubang bor.
Ketiga  komponen pertama adalah komponen fisik yang mengontrol proses  penetrasi, sedangkan komponen keempat adalah mendukung penetrasi melalui  pengangkatan cuttings. Mekanisme penetrasi, dapat dikategorikan kedalam  2 golongan secara mekanik yaitu rotasi dan tumbukan (percussion) atau  selanjutnya kombinasi keduanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi unjuk kerja pemboran :
1.  Variabel operasi, mempengaruhi keempat komponen sistem pemboran (drill,  rod, bit dan fluid). Variabel dapat dikontrol pada umumnya dan mencakup  dua kategori dari faktor-faktor kekuatan pemboran :

(a) tenaga pemboran, energi semburan dan frekuensi, kecepatan putar, daya dorong dan rancangan batang bor dan
(b) sifat-sifat fluida dan laju alirnya.

2.  Faktor-faktor lubang bor, meliputi : ukuran, panjang, inklinasi lubang  bor; tergantung pada persyaratan dari luar, jad i merupakan variabel  bebas. Lubang bor di tambang terbuka pada umumnya 15 - 45 cm (6-18 inch). Sebagai perbandingan, untuk tambang bawah tanah 4-17,5
cm (1,5-7 in.).
3. Faktor-faktor batuan, faktor bebas yang terdiri dari : sifat-sifat batuan, kondisi geologi,  keadaan tegangan yang bekerja pada lubang bor yang sering disebut  sebagai drillability factors yang menentukan drilling strength dari  batuan (kekuatan batuan untuk bertahan terhadap penetrasi) dan membat  asi unjuk kerja pemboran.
4. Faktor-faktor pelayanan, yang terdiri  dari pekerja dan supervisi, ketersediaan tenaga, tempat kerja, cuaca dan  lain-lain, juga merupakan faktor bebas.

Parameter Performansi (Unjuk Kerja)
Untuk memilih  dan  mengevaluasi sistem pemboran yang optimal, ada 4 parameter yang harus diukur at au dipe rkirakan,yaitu :
1. Energi proses dan konsumsi daya (power)
2. Laju penetrasi
3. Lama penggunaan bit (umur)
4. Biaya (biaya kepemilikan + biaya operasi) 

Pemilihan Alat Bor

Pemilihan  suatu alat produksi haruslah melalui suatu prosedur yang telah  didefinisikan dengan baik. Hal ini merupakan persoalan rancangan  rekayasa yang sebenarnya (true engineering design) yang memerlukan suatu pertimbangan harga. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1.  Mendeterminasi dan menentukan spesifikasi kondisi-kondisi dimana alat  bor akan digunakan, seperti faktor-faktor yang berhubungan dengan  pekerjaan (pekerja, lokasi, cuaca dan lain-lain) dengan konsiderasi  keselamatan kerja. 
2. Menetapkan tujuan untuk fase pemecahan batuan  dari siklus operasi produksi kedalam tonase, fragmentasi, throw,  vibrasi dan lain-lain (mempertimbangkan batasan pemuatan dan  pengangkutan, stabilitas kemiringan lereng, kapasitas crusher, kuota  produksi, geometri pit,
dll) . 
3. Atas dasar pada persyaratan  peledakan, merancang pola lubang bor (ukuran dan kedalaman lubang ledak,  kemiringan, burden dan spasi).
4. Menentukan faktor drillability  untuk jenis batuan yang diantisipasi, mengindentifikasikan  metoda  pemboran yang mendekati kelayakan . 
5. Men-spesifikasikan variabel  operasi untuk tiap sistem dibawah pengamatan, meliputi : mesin bor,  batang bor, mata bor dan sirkulasi fluida.
6. Memperhitungkan  parameter unjuk kerja, termasuk ketersediaan alat, biaya dan  perbandingan. Mengamati sumber tenaga dan memilih spesifikasi. Item  biaya yang besar adalah mata bor, depresiasi alat bor, tenaga kerja,  pemeliharaan, energi dan fluida. Umur bit dan biaya merupakan hal yang  kritis namun sulit untuk diproyeksikan.
7. Memilih sistem pemboran yang memuaskan semua persyaratan biaya keseluruhan yang rendah dan memperhatikan keselamatan kerja.

Blasting (peledakan)

Diposting oleh mine | 10.50 | | 0 komentar »

Peledakan (blasting ; explosion) merupakan Kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau Proses terjadinya ledakan. Beberapa istilah dalam peledakan :

1.  Peledakan bias (refraction shooting) merupakan Peledakan di dalam  lubang atau sumur dangkal untuk menimbulkan getaran guna penyelidikan geofisika cara seismik bias.
2.  Peledakan bongkah (block holing) merupakan Peledakan sekunder untuk  pengecilan ukuran bongkah batuan dengan cara membuat lobang tembak berdiatemeter kecil dan diisi sedikit bahan peledak
3.  Peledakan di udara (air shooting) merupakan Cara menimbulkan energi  seismik di permukaan bumi dengan meledakkan bahan peledak di udara
4. Peledakan lepas gilir (off-shift blasting) merupakan Peledakan yang dilakukan di luar jam gilir kerja
5. Peledakan lubang dalam (deep hole blasting) merupakan Cara peledakan jenjang kuari atau tambang terbuka dengan menggunakan lubang tembak yang dalam disesuaikan dengan tinggi jenjang
6. Peledakan parit (ditch blasting) merupakan Proses peledakan dalam pembuatan parit
7.  Peledakan teredam (cushion blasting)merupakan Cara peledakan dengan  membuat rongga udara antara bahan peledak dan sumbat ledak atau membuat  lubang tembak yang lebih besar dari diameter dodol sehingga menghasilkan getaran yang relatif lembut

Pengenalan Bahan Peledak
1. Bahan peledak
Bahan peledak  yang dimaksudkan adalah bahan peledak kimia yang didefinisikan sebagai  suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair,  atau campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan, gesekan atau  ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat  dan hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.
Panas  dari gas yang dihasilkan reaksi peledakan tersebut sekitar 4000° C.  Adapun tekanannya, menurut Langerfors dan Kihlstrom (1978), bisa  mencapai lebih dari 100.000 atm setara dengan 101.500 kg/cm² atau 9.850  MPa (» 10.000 MPa). Sedangkan energi per satuan waktu yang ditimbulkan  sekitar 25.000 MW atau 5.950.000 kcal/s. Perlu difahami bahwa energi  yang sedemikian besar itu bukan merefleksikan jumlah energi yang memang  tersimpan di dalam bahan peledak begitu besar, namun kondisi ini terjadi  akibat reaksi peledakan yang sangat cepat, yaitu berkisar antara 2500 -  7500 meter per second (m/s). Oleh sebab itu kekuatan energi tersebut  hanya terjadi beberapa detik saja yang lambat laun berkurang seiring  dengan perkembangan keruntuhan batuan.

2. Reaksi dan produk peledakan

Peledakan  akan memberikan hasil yang berbeda dari yang diharapkan karena  tergantung pada kondisi eksternal saat pekerjaan tersebut dilakukan yang  mempengaruhi kualitas bahan kimia pembentuk bahan peledak tersebut.  Panas merupakan awal terjadinya proses dekomposisi bahan kimia pembentuk  bahan peledak yang menimbulkan pembakaran, dilanjutkan dengan  deflragrasi dan terakhir detonasi. Proses dekomposisi bahan peledak  diuraikan sebagai berikut:
a) Pembakaran adalah  reaksi permukaan yang eksotermis dan dijaga keberlangsungannya oleh  panas yang dihasilkan dari reaksi itu sendiri dan produknya berupa  pelepasan gas-gas. Reaksi pembakaran memerlukan unsur oksigen (O2) baik  yang terdapat di alam bebas maupun dari ikatan molekuler bahan atau  material yang terbakar. Untuk menghentikan kebakaran cukup dengan  mengisolasi material yang terbakar dari oksigen. Contoh reaksi minyak  disel (diesel oil) yang terbakar sebagai berikut:
CH3(CH2)10CH3 + 18½ O2 ® 12 CO2 + 13 H2O
b) Deflagrasi  adalah proses kimia eksotermis di mana transmisi dari reaksi  dekomposisi didasarkan pada konduktivitas termal (panas). Deflagrasi  merupakan fenomena reaksi permukaan yang reaksinya meningkat menjadi  ledakan dan menimbulkan gelombang kejut shock wave) dengan kecepatan  rambat rendah, yaitu antara 300 – 1000 m/s atau lebih rendah dari kecep  suara (subsonic). Contohnya pada reaksi peledakan low explosive (black powder)sebagai bagai berikut:

+ Potassium nitrat + charcoal + sulfur
20NaNO3 + 30C + 10S ------> 6Na2CO3 + Na2SO4 + 3Na2S +14CO2 + 10CO + 10N2
+ Sodium nitrat + charcoal + sulfur
20KNO3 + 30C + 10S ------> 6K2CO3 + K2SO4 + 3K2S +14CO2 +10CO + 10N2
c)  Ledakan, menurut Berthelot, adalah ekspansi seketika yang cepat dari  gas menjadi bervolume lebih besar dari sebelumnya diiringi suara keras  dan efek mekanis yang merusak. Dari definisi tersebut dapat tersirat  bahwa ledakan tidak melibatkan reaksi kimia, tapi kemunculannya  disebabkan oleh transfer energi ke gerakan massa yang menimbulkan efek  mekanis merusak disertai panas dan bunyi yang keras. Contoh ledakan  antara lain balon karet ditiup terus akhirnya meledak, tangki BBM  terkena panas terus menerus bisa meledak, dan lain-lain.
d) Detonasi  adalah proses kimia-fisika yang mempunyai kecepatan reaksi sangat  tinggi, sehingga menghasilkan gas dan temperature sangat besar yang  semuanya membangun ekspansi gaya yang sangat besar pula. Kecepatan  reaksi yang sangat tinggi tersebut menyebarkan tekanan panas ke seluruh  zona peledakan dalam bentuk gelombang tekan kejut (shock compression  wave) dan proses ini berlangsung terus menerus untuk membebaskan energi  hingga berakhir dengan ekspansi hasil reaksinya. Kecepatan rambat reaksi  pada proses detonasi ini berkisar antara 3000 – 7500 m/s. Contoh  kecepatan reaksi ANFO sekitar 4500 m/s. Sementara itu shock compression  wave mempunyai daya dorong sangat tinggi dan mampu merobek retakan yang  sudah ada sebelumnya menjadi retakan yang lebih besar. Disamping itu  shock wave dapat menimbulkan symphatetic detonation, oleh sebab itu  peranannya sangat penting di dalam menentukan jarak aman (safety  distance) antar lubang. Contoh proses detonasi terjadi pada jenis bahan  peledakan antara lain:
+ TNT : C7H5N3O6 ------> 1,75 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 5,25 C
+ ANFO : 3 NH4NO3 + CH2 ------> CO2 + 7 H2O + 3 N2
+ NG : C3H5N3O9 ------> 3 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 0,25 O2
+ NG + AN : 2 C3H5N3O9 + NH4NO3 ------> 6 CO2 + 7 H2O + 4 N4 + O2
Dengan  mengenal reaksi kimia pada peledakan diharapkan peserta akan lebih  hati-hati dalam menangani bahan peledak kimia dan mengetahui nama-nama  gas hasil peledakan dan bahayanya.

3. Klasifikasi bahan peledak

Bahan peledak diklasifikasikan berdasarkan sumber energinya menjadi bahan peledak mekanik, kimia dan nuklir.  Karena pemakaian bahan peledak dari sumber kimia lebih luas dibanding  dari sumber energi lainnya, maka pengklasifikasian bahan peledak kimia  lebih intensif diperkenalkan. Pertimbangan pemakaiannya antara lain,  harga relatif murah, penanganan teknis lebih mudah, lebih banyak variasi  waktu tunda (delay time) dan dibanding nuklir tingkat bahayanya lebih  rendah. Bahan peledak permissible dalam klasifikasi di atas perlu  dikoreksi karena tidak semua merupakan bahan peledak lemah. Bahan  peledak permissible digunakan khusus untuk memberaikan batubara ditambang batubara bawah tanah dan jenisnya adalah blasting agent yang tergolong bahan peledak kuat.
Sampai  saat ini terdapat berbagai cara pengklasifikasian bahan peledak kimia,  namun pada umumnya kecepatan reaksi merupakan dasar pengklasifikasian  tersebut.

Asbes

Diposting oleh mine | 10.48 | | 0 komentar »

Genesa
asbes serpentin terbentuk sebagai Galian ubahan hydrothermal (alterasi) dr batuan ultra basa yg kaya magnesia (peridotite, dunite). Hanya sedikit yg terjadi krn pelapukan batugamping magnesia (dolomit). Asbes dpt juga tjd krn perubahan bentuk dan proses transformasi dr batukarang. Batu ini termasuk olivin yg disebut peridotite, tersusun dr besi magnesium & silikat yg mengalami temperatur dan tekanan.

Pembagian asbes
:
1.golongan serpentine mengandung mineral chrysotile (Mg6(OH)4Si3O8). Terbentuk dr batuan ultrabasa yg kaya magnesia (penting dlm pertextilan)
2. Golongan amphibole, mengandung mineral :
  • crocidolite (Na2Fe5((OH)Si4O11)2 
  • amosite (Mg, Fe) (OH) Si4O11)2, terbentuk krn proses metamorfosa kontak dr sedimen silika besi.
  • Anthophylite (MgFe)7 ((OH)Si4O11)2 terbentuk dlm proses lensa amphobole dan berasal dr mineral serpentine ultrabasa dgn komposisi dunite
  • Tremolite (Ca2(Mg, Fe)5((OH)Si4O11)2 ditemukan dlm batuan beku tipe epimagnetik dpt juga dlm batugamping kristalin dan dolomit termetamorf
  • Actinolite(Ca2(Mg,Fe)5(OH)Si4O11)2 terbentuk dlm temperatur relatif rendah dlm kristal skist, dlm batuan beku krn metamorfisme, hidrothermal.

Sifat asbes:
1. Mikroskopi
dibwh mikroskop serat nampak bergelombang lurus, permukaan serat tdk kasar kalau dipintal akan selip
2. Sifat fisik
kekuatan serat asbes tergantung jenisnya, cara penambangan dan pengolahan. Asbes tahan panas pd suhu 10000C, ttk leleh 1180-15000C. Asbes akan kehilangan berat bila air kristal dan karbondioksida menguap.
3. Sifat kimia :susunan serat dipengaruhi komp kimia.
4. Diskripsi asbes
  • warna             : putih, kelabu, hijau
  • sistem kristal  : monoklin, fibruos
  • kekerasan      : 6
  • gores               : putih
  • kemagnetan   : non

Ciri asbes:
-tahan api dan tahan asam
-berbtk serabut (pjg/pdk)
-mudah dipintal, kuat, fleksibel
-berwarna putih, kelabu, hijau

Pembagian asbes berdasar panjang serat :
1. Crude Asbetos : crude No 1: panjang serat = ¾ inch (19mm) atau lebih. Crude No2 : panjang serat = 3/8 – ¾ inch
2. Milled asbestos : serat dpt utk tekstil

Asbes serabut panjang:
-dipintal utk benang, tali, kain asbes
-utk tirai thn api, baju thn api
-isolasi listrik dan thn panas
-belt conveyor
-lapisan rem mobil
-kaos tangan, sumbu, kaos lampu

Asbes Serabut sedang:
-bhn campuran semen asbes
-membuat pipa2, lembaran asbes, atap

Asbes Serabut pendek
-bhn tuang thn api

Tempat terdapatnya :
-kebumen, gresik, tuban
-halmahera
-gorontalo, tanase

Penambangan : terbuka dan bwh tnh

Pengolahan:
1. dilakukan penggilingan utk memisahkan antara serat dgn gumpalan. (basah atau kering).
2. Penggilingan scr kering:
-diremuk dgn jaw crusher/hammer crusher sampai uk 150 mm, kmd dilakukan hand sorting
-diayak dgn vibrating grizzly, lebar spasi 50 mm. Oversize diremuk lagi dgn setting 50 mm, produknya digabung dgn undersize dan dikeringkan dgn suhu 90-540 C selama 1-10 mnt.

Penggunaan Asbes:
1. Asbes sebagai Galian pelapis tungku peleburan
syarat: asbes yg digunakan adalah crocodolite
2. asbes sebagai Galian pelapis/ kampas rem

Belerang

Diposting oleh mine | 10.44 | | 0 komentar »

2 macam bentuk belerang :
-belerang alam dlm btk kristal
-belerang dlm btk senyawa dgn logam lainnya (pyrite, marcasite, pyrhotite)

Sifat fisik dan kimia

warna : kuning kekerasan 1,5-2,5 BJ 2,05 titik leleh 234-248 F. Jika dibakar akan menimbulkan nyala warna biru dan menghasilkan gas SO2, berbau tdk enak. Daya hantar listrik jelek, tdk larut dlm air (bisulfida, tetrachloride)

Teori Terbentuknya Belerang
  • Teori Bischof 
Sulfur berasal dr H2S, dimana H2S berasal dr proses reduksi thd CaSO4 oleh karbon methan
CaSO4 + C + CaS + 2CO2
CaSO4 + CH4 + CaS + CO2 + 2H2O
CaS + CO2 + H2 + CaCO3 + H2S
2H2S + O2 + 2H2O + 2S
atau
2H2S + CaSO4 + 4S + Ca(OH)2 + H2O

  • Belerang berasal dr suatu dome dibtk dr suatu bakteri De Sulfovibri de Sulfurcanc. Sulfat diubah oleh bakteri mjd sulfit dan akhirnya menghasilkan sulfur
  • Belerang terdpt pd gypsum yg diendapkan langsung dr poly sulfit
  • Belerang erat kaitannya dgn kegiatan gunung berapi, mrpkn hsl sublimasi  sulfatara atau fumarol, juga akibat dr gas-gas/ larutan yg mengandung belerang dr dlm bumi 
  • Tipe sublimasi terdpt didkt danau kawah dgn kadar 70-99,9% Sb.Tipe Lumpur terdpt dekat kawah dgn kadar 40-60%Sc. Tipe kerak terdpt disekitar kawah dgn kadar 20-50% S

Macam Belerang Dlm Perdagangan
1. Sublime flower/ flower of sulfur
diperoleh dr hsl sublimasi, digunakan utk industri karet
2. Sulfur Flour
sulfur berputir halus seperti tepung, dilakukan grinding bebas oksigen sampai ukuran mesh –325 mesh, sebagai Galian pembasmi hama penyakit tanaman/hewan
3. Precipitated Sulfur
diperoleh dr reaksi antara HCl pd larutan poli sulfit kemudian dicuci utk menghilangkan CaS, digunakan dlm farmasi
4. Lac Sulfur
diperoleh dr larutan polisulfit yg diberi H2SO4, masih mengandung 45% CaSO4
5. Colloidal Sulfur
pertikel halus masih dlm larutan bebtk colloid, diperoleh hsl cleaning coke oven gas

Penambangan
- tambang Terbuka : shovel
- Tambang semprot
- Frasch proses dimasukan air panas 335 F ke dlm endapan belerang lewat pipa-pipa. ada 3 pipa dg ukuran :
Diameter 1” = mengalirkan udara
Diameter 3” = mengalirkan Lumpur sulfur
Diameter 6” = mengalirkan air panas
Tekanan udara =500 psi

Pengolahan
1.  Belerang jenis Lumpur diflotasi dahulu sblm dimasukkan ke autoclave.  Flotasi utk menghilangkan senyawa besi sulfat n silikat dr larutan,  akibatnya kadar meningkat.
2.  Cara lain pelarutan dan penghabluran (solvent extraction and  Crystalization) digunakan pelarut: karbon disulfida, dimethyl disulphide  atau larutan hidrokarbon berat lainnya.
3.  Belerang kristal dpt langsung dimasukan dlm autoclave, lalu ditambah  solar, air NaOH kmd dipanaskan dgn memasukan uap air panas dgn tek 3 atm  selama 30-60 mnt. Pemisahan tanur tjd krn ttk lebur belerang < min  pengotor. Belerang disaring kmd dicetak
4. Belerang kadar tinggi diolah dgn sublimasi dan distilasi
5. Pengolahan sederhana dilakukan dgn wajan besi/alumunium dgn d 80-100 cm, dipanaskan dlm tungku/kompor minyak. Belerang mencair, disaring kmd dicetak dlm tabung bamboo.

Tempat Terdapatnya :
1. Jabar : Gunung Tangkuban perahu, Danau Putri, Galunggung, Ceremai, Telaga bodas  
2. Jateng : Gunung Dieng                       
3. Jatim : Gunung Arjuno, welirang   
4. Sumut : Gunung Namora
5. Sulut : Gunung Mahawu, Soputan 
6. Lampung
7. Maluku : Pulau Damar

Kegunaan :
Digunakan utk membuat asam belerang (H2SO4),  utk pupuk, penghalus minyak, bhn kimia, metallurgi. Di samping itu dpt  digunakan utk cat, badak, ebonite (camp dgn karet), tekstil, cairan  sulfida, C2S, debu anti serangga, pengawet kayu, pabrik kertas, korek api, obat-obatan
1. Untuk pabrik gula
Syarat : 99,5-99,9 % S, 0,05% As (mak), 0,5% H2O (Mak), 0,1% Bitumen (Mak), 0,1% Abu (mak), sisa bakar 1% (mak)
2. Pabrik Super fosfat
Syarat: 99,7-99,8% S, 00,1-00,5% bitumen, 0,04-0,05% abu, 0,06-0,1% H2O dan As maupun Sb hrs kosong
3. Industri ban
99,9% S, 0,01% abu, 0,01% air, 0,04%H2SO4, matter 0,04% CS2, uk butir 325 mesh
4. Industri kimia
99,8% S, Bitumen 130 ppm, 1,52% air, 0,009% abu, 0,0008% Fe2O3 

Feldspar

Diposting oleh mine | 10.38 | | 0 komentar »

Merupakan massa batuan yg tersusun dr mineral feldspar yaitu alumunium silicate, potassium, kalium dan barium
Macam :
1. Natrium/Sodium Feldspar (Na2Oal2O3 6 SiO2) berwarna abu-abu/putih, kadar Na2O > 7%, mineral adalah albit
2. Kalium/Potasium Feldspar (K2O Al2O3 6SiO2) warna putih susu, abu-abu, merah, kadar K2O>7% min : ortoklas dan mikrolin
3. Kalsium/Lime Feldspar (CaO Al2O3 2SiO2) warna putih dan abu2 mengandung CaO, mineral : anortit

Ciri-ciri :
Warna : putih keabu-abuan, hijau muda dan kuning kotor. Kekerasan 6-6,5. BJ :2,4-2,8. Titik Lebur 1100-1523 C bersifat kurang plastis, sebagai Galian bhn pelebur, dpt membuat keramik mjd padat dlm proses pembakaran.

Genesa :
Terjadi  karena proses kristalissasi batuan beku oleh pneumatolytic dan  hydrothermal agencies dlm urat pegmatik, banyak juga terdapat pada batuan erupsi dan metamorfosa.

Terdapatnya
Jatim : Lodoyo-Blitar, trenggalek, ponorogo
Sumsel : Tanjung pandan, lampung

Penambangan : tambang Terbuka

Pengolahan :
a. Pengolahan sederhana dilakukan dgn penggilingan, pencucian dan pengayakan
b. Flotasi buih

                        Flotasi Material (250 mm)
                                    Hopper
                        Grizzly (spasing 75 mm)
             +75 mm                                   -75mm
     Jaw crusher (50 mm)     --    Cone Crusher (12mm)
                                     Screen (12 mm)
                  -12 mm                               +12mm
                              Ballmill
                              Spiral Classifier -- Overlow
                              Underflow
                              Flotasi I -- Float (besi n mika)
                              25-30% Solid
                              Feldspar (sink)
                              Flotasi II -- Tailing (kuarsa)
                              Feldspar
                              Thickener ? Overflow (dibuang)
                              Underflow
                              Filter -- air (dibuang)
                              Dryer (110-125C)
                              Fine Grinding -- produk
                              (ballmill)

Penggunaan :
1. Bhn baku keramik bakaran tinggi
Spesifikasi feldspar utk industri SII
Jenis industri :
oksida             Porselin %     Saniter %    gerabah halus padat %
K2O+Na2O         6-15              6-15                       6-15
Fe2O3                  0,5                 0,7                         0,8
TiO2                     0,3                 0,7                           -
CaO                      0,5                 0,5                          1

Bahan baku :
-  Feldspar sebagai Galian bhn pelebur dgn ttk lebur 1200-1250 C serta utk  mengurangi plastisit’s dan susut kering saat dilakukan pembakaran.
- Clay : digunakan ballclay sebagai Galian binder maupun plastizer, mengandung 52% silica dan 31% alumina
- Pasir kuarsa : menambah silica agar dpt mengikat bhn penyusun keramik

Bahan tambahan :
- Water glass
- Batu porselin utk memudahkan penghancuran bhn yg msh berupa bongkaran sewaktu dlm kogelmolen
- Talk dan air :memperhalus bhn camp glasir dan mengkilatkan permukaan bhn keramik yg akan diglasir
- Kaolin: mengurangi plastisitas serta memberikan warna putih pd keramik.

Proses :
Clay  digiling sampai 50 mesh, dimasukan dlm kogel molen clay : feldspar :  kaolin dgn perbandingan 50:40:10%, kmd dimasukan air dan batu  porselin diputar 25 rpm selama 35 jam/sampai didpt ukuran 160 mesh.  Bila hsl encer mk air disaring dgn filter press, didapat cake, dipress lagi agar terbebas dr air maupun udara, baru dicetak dan dipanaskan. Hsl diglasir.

2. Feldspar utk industri gelas
Spesifikasi : 68-69,99 % SiO2 >17% Al2O3, >11% (K2) + Na2O), 0,1-0,2 % Fe2O3, uk butir 1% (20 mesh), 25% (100 mesh) dan tdk ada yg berukuran +16 mesh

3. Felspar utk industri gelas amber/warna coklat
spesifikasi: kalium feldspar % : 99,5 (-20mesh), Fe2O3 :0,05% (mak), K2O :>10, Al2O3 % :>18, silica bebas % : 6 (mak), CaO % : 2 (mak)

4. Felspar utk industri kaca lembaran :
Spesifikasi :
Al2O3 % :>18, Fe2O3 % : <0,8, K2O3% :>10

5. Bahan Stabilizer industri gelas high alumina

6. Pembuatan Glasir Isolator Listrik

Batu Gamping

Diposting oleh mine | 10.34 | | 0 komentar »

Terjadi secara organik, mekanik atau secara kimia.
Organik : pengendapan binatang karang/cangkang siput, foraminifera, koral/kerang
Mekanik : bahannya sama dengan organik yg berbeda hanya terjadinya perombakan dr batu gamping tsb yg kemudian terbawa arus dan diendapkan tdk terlalu jauh dr tempat semula
Kimia : tjd pd kondisi iklim  dan suasana lingk tertentu dlm air laut atau air tawar
Mata air mineral dpt juga mengendapkan batugamping krn peredaran air panas alam yg melarutkan lapisan batugamping di bawah permukaan yg kemudian diendapkan di permukaan.

Penamaan Batu Gamping
- Batu gamping (kadar dolomit 0-5, kadar MgO 0,1 - 1,1)
- Bahan Galian bermagnesium (Kd 5-10, Mgo 1,1 - 2,2)
- Bahan Galian dolomitan (Kd 10-50, MgO 2,2 - 10,9)
- Dolomitan berkalsium (Kd 50-90, MgO 10,9 - 19,7)
- Dolomit (Kd 90-100, MgO 19,7-21,8)

Penambangan:
tambang terbuka, dikupas tanah penutupnya dgn bulldozer/powershovel kemudian ditambang dgn pemboran peledakan atau secara sederhana dgn linggis, ganco dll.

Pengolahan
:
Tanpa diolah dpt utk semen jalan bangunan
Dgn pemanasan utk mendptkan kapur tohor (CaO)3, kapur padam (Ca(OH))2 dan gas CO2. prosesnya disebut kalsinasi pd T = 900-1000 C.

Reaksi :
CaCO3 + CaO + CO2
CaO + H2O + Ca(OH)2

Pada  pembuatan LCC (light Calcium Carbonat) Bahan Galian gamping telah  dikalsinasi. Masing-masing produk dicuci dan direaksikan kembali maka didapatkan CaCO3 yg murni dan ringan, kadar tinggi. Di alam ada HCC (high calcium carbonat) yaitu Bahan Galianamping yg dgn kadar tinggi dialam >95% CaCO3.

Terdapatnya:
1. Jabar (serang, padalarang, cibadak, tasikmalaya)
2. Jateng ( nusakambangan, gunungkidul, rembang, klaten)
3. Jatim ( tuban, pacitan, madura, malang)
4. Sumatera ( kotaraja, aceh, nias, jambi, bengkulu)
5. Kalimantan ( barito, kutai, kalbar, kalteng)
6. Sulawesi ( tonnasa, ujungpandang)
7. Nusa tenggara (timor, sumbawa)
8. Maluku
9. Papua (kotabaru)

Pengolahan :
- berwujud bongkahan
- digiling halus
- dipanaskan/dibakar/ kalsinasi

Kegunaan :
1. Batu bangunan : dipakai untuk pondasi jalan, rumah, bendungan. Biasanya dipakai Bahan Galian Gamping yg keras dan pejal berhablur halus dan mempunyai daya tekan 800-2500 kg/cm2.
2. Bahan bangunan
syarat : CaO+ MgO min 95 %, SiO2+Al2O3 + Fe2O3 max 5%, CO2 3 %, 70 % lolos ayakan 0,85 mm.
3. Industri kaca : berfungsi sebagai Galian fluks dgn kadar 0,96% SiO2, 0,04 Fe2O3, 0,14 % Al2O3, 0,15% MgO, 55,8% CaO
4. Industri bata silika
Syarat: 90% CaO, max 4,5% MgO, maks 1,5% Fe2O3+Al2O3, maks 55,8% CO2
5. Industri semen :
syarat: 50-55% CaO, maks 2% MgO, viskositas 3200 cp (40% H2O), 2,47 % Fe2O3, 0,95% Al2O3
6. Pembuatan karbit:
bahan utama 60 % kapur tohor dan 40 % kokas.
Syarat: min 92% caO, mk1,75 % MgO, maks 1% Fe2O3 + Al2O3. untuk kokas maks 5% Fe2O3, maksimal 0,2% S, maka 0,02 % P, hilang pijar 4 % maks 2% SiO2. Khusus kokas kadar arang padat > 86%. Kadar abu maks 12%, tdk rapuh, kadar air rendah.
Pembuatan karbit : kokas dan kapur tohor dicampur dgn perbandingan 1,7 : 1 diaduk, kmd dibakar dlm tanur listrik dgn T 2000 C. Hsl pembakaran dimasukan dlm tabung dgn reaksi:
CaO+ C + CaC2 + CO
7. Pembuatan refraktori :
Sebagai Galian bahan baku adalah high calcium lime yg mengandung 95% CaCO3, 5 % dolomit. Dpt juga high magnesium lime mengandung 50-90% CaCO3, 10-50% dolomit, sebagai Galian bhn tambahan adalah clay, air.
Pembuatannya :
Dibuat CaO maupun CaOMgO, dilakukan hidrasi diperoleh Ca(OH)2 dan Ca(OH)2MgO kmd bhn baku dicampur dgn bhn tambahan (clay,samot,air) dan dicetak serta diangin-anginkan, setelah itu dipanaskan 1200 C shg didapatkan produk.
8. Pelicin tablet
Syarat: berukuran –200mesh, kandungan CaCO3 98,5% shg merupakan serbuk hablur putih tdk berbau dan tdk berasa, tdk mengandung arsen dan logam berat lainnya, susut kering tdk melebihi 1% tdk mengganggu bhn aktif.
Pembuatannya :
formulasi tablet dicampur sesuai dosis + digiling granuler dan dikeringkan + digiling dan ditambah dgn CaC)3 + lubrication & dicetak & ditekan + didapat produk.
9. Peleburan baja
Berfungsi sebagai Galian bhn imbuh (fluks). Silika dan alumina akan bereaksi dgn bhn imbuh mjd terak/slag yg mengapung terletak di atas lelehan besi baja, shg mudah dipisahkan. Disamping itu Bahan Galian Gamping dpt mengikat SO2 dan H2O.
Syarat: CaO min 52%, SiO2 maks 4%, Al2O3+Fe2O3 3%, MgO maks 3,5%, P mak 0,1%, Fe2O3 maks 0,65%.
10. Bahan Pemutih kertas, pulp, karet
Bahan Galian Gamping hablur murni digerus halus dgn syarat 98% CaCO3 dan PH > 7,8 dgn kehalusan 325 mesh mpy daya serap thd minyak warna putih
11. Industri gula:
Bahan Galianamping berfungsi menjernihkan nira tebu dan menaikan tebu.
Biasanya utk 1000 kw tebu = 100 kg kapur tohor dgn syarat 0,2% H2), 0,2% HCl, 55% CaO, 0,1% SiO2, 0,1% Al2O3, 0,4%
MgO, 43,6% CO2, 0,3% Na2OK2O.

Gypsum

Diposting oleh mine | 10.32 | | 0 komentar »

Genesa :
Gypsum merupakan mineral sedimen kimiawi (evaporit) yg khas, terbentuk melalui pengendapan langsung dr air garam/ merupakan hasil hidrasi/alterasi anhidrit selama proses diagenesa. Gipsum dpt juga terbtk oleh sublimasi langsung dr fumarola/diendapkan mata  air panas. Juga diagenesa sebagai Galian block-block konkresi dlm  lempung dan napal, sedang anhidrit merupakan hasil dehidrasi gypsum.

Sifat
Warna putih/tdk berwarna bila murni, abu-abu – hitam, pink muda-merah, coklat, kuning pucat, biru pucat.
Kekerasan : 2
Berat Jenis : 2,2 - 2,4

Variasi Gypsum
Selenit, Satin Spar, Alabaster, Rock Gipsum, Gipsit

Penambangan
tambang terbuka : konvensional dgn peralatan: dragline, scraper, steam shovel, hidrolik
Tambang daalam : room and pilar dgn produksi 500-1500 ton/hari

Pengolahan:
                                                 Gypsum dari tambang
                         
                                                            Peremukan I

                                                      Posible benification

                                            Peremukan II dan Pengayakan

                      Posible screen       drying (free moisture)     produk PC rock
                            Waste                         pengeringan

                      Calcining (rotary of pressure)                     Fine grinding

              Fine grinding    calcining (kettle flash)                    Produk
                                        Stucco                            (uncalcined, filler, agri, gypsum)

                     Wallboard machine          regrinding          plater mixer
                            And kiln                                                    and rocker

                           Produk                                                        Produk

Gypsum Sintesis:
1. Gypsum sintesis dr air laut
air laut banyak mengandung ion SO4 = disbanding ion Ca++ (sebagian terikat oleh Mg++) maka jika kedlm larutan tsb ditambah suatu larutan yg banyak mengandung Ca++ mk akan tjd pengendapan gypsum. Ca++ dpt diperoleh dr larutan CaCl2 sebagai Galian buangan pabrik soda abu atau larutan Ca(OH)2 dr kapur.
2. Gypsum sintesis dr air kawah
Dilakukan dgn menambah batu gamping kedlm air kawah dgn reaksi:
CaCO3 + air kawah ---> CaSO4.2H2O
3. Gypsum sintesis dr produk pembakaran batubara
Pembakaran batu bara sering menghasilkan SO3 yg berbahaya namun bila gas ini disemprot dgn Ca(OH)2 mk akan menghasilkan gypsum
SO3+Ca(OH)2 + H2O ---> CaSO4.2H2O
4. Gypsum sintesis hsl sampingan ind Kimia
Gypsum dpt dihslkan dr produk samping Industri asam sulfat, asam sitrat dan asam fosfat.

Pemanfaatan:
1. Gypsum sebelum kalsinasi
a. Retarde semen Portland
sebagai Galian bhn balu dipakai rock gypsum yg berfungsi sebagai Galian retarder (memperlambat pengerasan). Dlm industri ini digunakan yg mpy CaSO4 tinggi, disamping itu mengandung 42% SO3 dan berukuran 0,5-2 inchi.
b. Pertanian : pupuk (land plaster) pada tanah alkalis
Digunakan rock gypsum yg telah dihancurkan halus (-100mesh) sejumlah 75-90%. Biasa digunakan pd tanah alkalis utk meningkatkan pertumbuhan tanaman, khususnya legume. Gypsum menghasilkan sejml sulfur Bahan Galian tanaman kacang, buncis, kacang tanag, kacang polong, mampu menangkap nitrogen bertambah banyak, kalsium sulfat juga cenderung berasimilasi dgn potas tanah.
c. Peternakan : bhn campuran makanan ternak
d. Pembuat warna dasar cat
e. Pengisi pd industri kertas, crayon, karet
f. Ornamen
g. Industri tekstil
sebagai Galian perekat produk dan bila diinginkan permukaan yg mengkilap atau bercahaya. Utk itu gipsu digunakan bersama lempung n talk. Gipsum tdk lebih dr 4% kalsium sulfat, kandungan besi rendah.

Komposisi:
CaCO4 : 77,42%, CaCO3 : 1,45%, Fe2O3+Al2O3 : 0,12%, Si2O3 : 0,34%, NaCl : 0,26 %, MgO: 0%
 
Aplikasi
- Industri keramik, patung, setakan, fluks gelas, plastik, penggosok granit, plester dental, autopaedik plater, utk wallpaper, plaster of paris, compressed plaster yg digunakan pd dinding penyekat langit-langit genteng.

Trass (Pozzoland)

Diposting oleh mine | 10.29 | | 0 komentar »

Genesa :
Bat induk merupakan batuan vulkanik dan tuff. Trass merupakan hsl pelapukan endapan vulkanik sebagian besar mengandung silica, besi dan alumina dgn ikatan gugus oksida

Sifat :
Warna : putih kemerahan, kecaoklatan, kehitaman, kelabu, kekuning-kuningan, coklat tua, coklat muda, abu-abu. Dlm  keadaan sendiri tdk mempunyai sifat mengeras, bila ditambah kapur tohor  dan air akan memiliki masa spt semen dan tdk larut dlm air.

Hal ini disebabkan krn senyawa silica aktif dan senyawa alumina reaktif dgn reaksi :
2Al2O3 2SiO2 + 7Ca(OH)2 ---> 3CaO2SiO2H2O + 2(2CaOAl2O3SiO2 2H2O)
Mengerasnya semen pezzoland lebih lambat dr Portland meski kekuatannya bertambah terus Trass tahan thd agregat alkalin, nilai  penyusutan dan pemuaian kecil, kelulusan air kecil (kedap air), thn thd  asam tanah maupun air laut, sifat lentur tdk mudah retak.

Komposisi Kimia:
SiO2 (40,76-56,20%), Al2O3 (17,48-27,95 %), Fe2O3 (7,35-13,15%), H2O (3,35-10,70%), CaO (0,82-10,27%), MgO (1,96-8,05%)

Pengertian Pozzoland
Berdasarkan aktivitasnya dibagi:
1. Tipe Vulkanik Gelas :
Gelas  alam yg terbentuk dr aliran lava yg sudah membeku, berbentuk kristal  dan tdk tembus cahaya, warna putih/ keputih-putihan, merah daging, hijau, kebiru-biruan. Kandungan pokok feldspar dgn senyawa kimia alumunium silikat yg diikat dgn unsure K, Na, Ca, Ba.

Gelas alam ada beberapa jenis:
Ryolitic : sandine, kuarsa dan sedikit plahioklas
Trachite : kalium feldspar dan sedikit biotit, amphibole
Dacitic : seri plahioklas, kuarsa, biotit, hornblend

2.Tipe Opal :
amorf dan massif, komposisi kimia : SiO2nH2O, air maks 40%

3.Tipe Clay :
Berdasarkan kandungan unsur kimia :
- grup kaolin : kaolin, kaolinit, diokrit, nacrite
- grup Montmorilonit : saucohite, verniculite, saponit

4.Tipe Zeolite
kandungan utama Hidrous aluminium silikat yg diikat oleh unsur Na, K, Ca dan Ba

5. Tipe Hydrate aluminium oksida
kombinasi kimia antara unsure alumina oksigen dan uap yg terikat. Di alam dijumpai sebagai Galian monohidrat alumunium (Al2O3H2O) dan tri hidrat alumunium (Al2O3 3H2O).

Tempat terdapatnya :
Jabar : Cilegon, banten, priangan, cicalengka
Jateng : Gunung slamet, limbangan, comal, tayu, kudus, prambanan, borobudur
DIY : Samigaluh desa klepu, ngemplak, plono, suren
Jatim : Gunung welirang, Gunung kelud, Gunung arjuna
Lombok : Batukilang, kesaben bawi, nermada, kopang

Kegunaan:
1. Pembuatan batako.
2. Pembuatan genting
3. Pembuatan tegel
4. Peredam bunyi, pembuatan jalan terutama bila jalan tsb mengandung lempung.

Gambut

Diposting oleh mine | 10.27 | | 0 komentar »

Endapan gambut  dataran rendah (low land peat) di Indonesia telah dikenal sangat luas  sebarannya sesuai dengan bentangan dataran rendah pantai, tetapi sampai  saat ini perkiraan cadangan masih terlalu kasar. Shell (1983)  memperkirakan bahwa endapan gambut yang berketabalan lebih dari 1 m yang  dapat dimanfaatkan sebagai bahan energy mencakup dataran rendah lebih  dari 17 juta hectare tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya.  Sejak puluhan tahun terakhir ini timbul gagasan baru untuk membangun  daerah terpencil. Hal ini diperkuat oleh laporan Euroconsult (1984) yang  antara lain menyatakan bahwa dalam jangka panjang dan tersedianya  konsumen, industry pertambangan  gambut sebagai bahan pembangkit listrik untuk daerah terpencil di  Indonesia akan dapat berkompetisi dengan pembangkit listrik bahan bakar  minyak.

1. Komposisi Gambut
Gambut adalah  sisa timbunan tumbuhan yang telah mati dan kemudian diuraikan oleh  bakteri anaerobic dan aerobic menjadi komponen yang lebih stabil. Selain  zat organic yang membentuk gambut terdapat juga zat anorganik dalam  jumlah yang kecil. Di lingkungan pengendapannya gambut ini selalu dalam  keadaan jenuh air (lebih dari 90%). Zat organic pembentuk gambut sama  dengan tumbuhan dalam perbandingan yang berlainan sesuai dengan tingkat  bitumen (wak atau resin), humus dan lain-lain. Komposisi zat organic ini  tidak stabil tergantung pada proses pembusukan, misalnya cellulose pada  tingkat pembusukan dini (H1-H2) sebanyak 15-20%, tetapi pada tingkat  pembusukan lanjut (H9-H10) hamper tidak ditemukan.

Sebaliknya  humus pada cellulose pada tingkat pembusukan dini terdapat 0-15%,  sedangkan pada gambut yang telah mengalami pelapukan yang lebih tinggi  (H9-H10) mencapai 50-60%. Unsure-unsur pembentuk gambut sebagian besar  terdiri dari karbon (C), hydrogen (H), nitrogen (N) dan oksigen (O).  selain unsure utama terdapat juga unsure lain al, Si, S, P, Ca dll dalam  bentuk lain terikat, tingkat pembusukan pada gambut akan menaikan kadar  karbon (C) dan menurunkan oksigen (O).

Berdasarkan lingkungan tumbuh dan pengendapannya gambut di Indonesia dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

a.  Gambut ombrogenus yang kandungan airnya hanya berasal dari air hujan,  gambut jenis ini dibentuk dalam lingkungan pengendapan dimana tumbuhan  pembentuk yang semasa hidupnya hanya tumbuh dari air hujan, sehingga  kadar abunya adalah asli (inherent) dari tumbuhan itu sendiri.

b.  Gambut topogenus yang kandungan airnya berasal dari air permukaan.  Jenis gambut ini diendapkan dari sisa tumbuhan yang semasa hidupnya  tumbuh dari pengaruh air permukaan tanah, sehingga kadar abunya  dipengaruhi oleh elemen yang terbawa oleh air permukaan tersebut.
Daerah  gambut topogenus lebih bermanfaat untuk lahan pertanian disbanding  dengan daerah gambut ombrogenus karena gambut topogenus mengandung  relative lebih banyak nutrisi. Kedua jenis gambut tersebut pada  hakikatnya secara megaskropis agak sukar didefinisikan secara pasti  karena kompleknya tahapan proses pembusukan.Komposisi gambut menentukan  mutu dan kegunaannya yang dipengaruhi oleh beberapa factor seperti  kandungan zat prganik, abu, bulk density, kandungan kayu, dll.

Fisher  (dalam Supraptohardjo & Driessen, 1967) membuat klasifikasi gambut  lebih diarahkan pada kepentingan tanah pertanian, yaitu membagi gambut  berdasarkan tingkat kesuburan tanah sebagai berikut :
a. Eutropik (subur)
b. Mesotropik (sedang)
c. Oligotropik (miskin)

Selanjutnya  dikemukakan pula bahwa tanah gambut di Indonesia bergam dari subur  sampai miskin. Klasifikasi yang lebih akhir menekankan pada tingkat  kematangannya atau tingkat dekomposisinya (dalam Supraptohardjo &  Driessen, 1967) yaitu :
a. Saprik (terombak lebih dari 66%)
b. Hemik (terombak 33-66%)
c. Fibrik (terombak kurang dari 33%)

Ada  pula klasifikasi gambut dengan tidak melihat dekomposisinya tetapi  berdasarkan bahan induk yang membentuknya (Backman dkk, 1969, dalam  Endang Suarka 1988) yaitu :
a. Gambut endapan, merupakan campuran leli air, herba empang, plangton, dll
b. Gambut berserat teridiri atas berbagai macam rumput, lumut, sphagnum, dll
c. Gambut kayuan terdiri dari pohonan dan konifera

Selain pembagian tersebut diatas gambut digolongkan pula sebagai :
a. Gambut topogen yaitu gambut eutropik atau mesotropik
b. Gambut ombrogen yaitu gambut oligotropik

2. Gambut Sebagai Bahan Bakar
Beberapa alas an yang mendukung pemanfaatan gambut untuk bahan bakar di Indonesia antara lain :
a. Gambut tersedia dalam jumlah cadangan yang cukup besar pada areal yang cukup luas
b. Tanah yang telah diambil gambutnya dapat dipergunakan untuk lahan pertanian
c. Penambangan dan pemrosesan gambut untuk bahan bakar menyerap tenaga kerja
d. Selain dapat menyediakan energy juga secara langsung maupun tidak langsung mempunyai dampak yang baik terhadap lingkungan

3. Daerah Penyebaran Gambut
Jumlah  areal gambut didunia diperkirakan 420 juta hectare atau mungkin lebih  dari 500 juta hectare. Endapan gambut terdapat diseluruh dunia yang  memenuhi syarat-syarat yang memungkinkan pembentukan beriklim dingin dan  sedang serta mempunyai sifat presipitasi yang tinggi dan evaporasi yang  rendah (Kalmari, 1982 dalam Endang Suarka 1988). Supraptohardjo &  Driessen (1976 dalam Endang Suarka 1988) menyebutkan bahwa dalam daerah  hutan lebat dengan curah hujan tinggi dan pengaruh air tanah kurang akan  membentuk gambut ombrogen, sedangkan gambut topogen pembentukannya  dipengaruhi air tanah. Indonesia diperkirakan mempunyai cadangan gambut  seluas 17 juta Ha. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai Negara  yang mempunyai cadangan gambut terbesar keempat dunia setelah Kanada 170  juta Ha, Rusia 150 juta Ha, Amerika Serikat 40 juta Ha. Supraptohardjo  & Driessen (1976 dalam Endang Suarka 1988) memperikan areal gambut  di Indonesia mencapai 16 juta Ha lebih dengan perincian :

a. Pantai timur Sumatera 9,7 juta Ha
b. Kalimantan 6,3 juta Ha
c. Lain-lain 1,3 juta Ha

Perkiraan  tersebut hamper sama dengan perkiraan Andrieese (1974) yang menyebutkan  bahwa daerah biogeografi bagian timur melayu gambut pada dataran rendah  yang menutupi 18 juta Ha, terutama terdapat di pantai timur Sumatera,  Kalimantan Barat, Kalimantan tengah, Kalimantan selatan, Serawak dan  bagian pantai utara Brunei. Gambut pada daerah tersebut sebagian besar  adalah gambut ombrogenous.
Sumber : batubara dan Gambut, Ir. Sukandarrumdi, MSc, PHd

Aspal

Diposting oleh mine | 10.25 | | 0 komentar »

Aspal Alam :
Merupakan bitumen (campuran hidrokarbon yg dpt dilebur dan mencair dlm karbon di sulfida), berwarna hitam dgn sementasi solid/ semi solid, jk dipanaskan akan melunak dan bila dingin akan kembali solid. Aspal alam terjadi krn pengaruh tektonik thd minyak bumi, shg tjd migrasi melalui dasar dan mengimpregnasi batuan sekitar yaitu batu gamping dan batu pasir. Krn waktu fraksi ringan minyak bumi akan menguap, sedangkan yg berat membentuk aspal alam.

Aspalite :
merupakan material berwarna hitam, scr alami thd krn bitumen solid, mengkilap, pecahan konkoidal (gilsonit, grahamit, ter).

mineral wax :
merupakan material solid-semi solid, bitumen tdk mudah menguap, warna bervariasi, kilap lilin (ozokerit).

Pirobitumen :
hidrokarbon solid, warna hitam dpt dilebur dan dicairkan dlm karbon disulfida.

Aspal minyak :
Didapat dari penyulingan minyak bumi, residunya disebut aspal minyak. Aspal minyak lebih ekonomis drpd aspal alam sebab volume lebih besar.


Eksplorasi :
Dilakukan dgn seismik/elektrik

Penambangan :
Tamka, pengupasan lapisan penutup, aspalnya digali (dpt dgn peledakan)

Pengolahan :
Aspal dr tambang ---> melalui apron feeder dimasukan dlm grizzly dgn spasi 150 mm. Oversize
digiling dgn hammer mill, bersama dgn undersize disaring dgn lunang saringan 10 mm, 50 mm.

Kegunaan :
sebagai Galian pelapis, pengikat, pemeliharaan, penunjang, peningkatan pembangunan jalan.

Kaolin

Diposting oleh mine | 10.17 | | 0 komentar »

Mineralogi :
Kaolin tersusun dari bahan lempung kualitas tinggi mempunyai komposisi kimia hidrous alumunium (Al2O3 2SiO2 2H2O). mineral yg masuk dlm kelompok ini adalah : kaolinit, nakrit, dikrit dan holoysit. Sebagai Galian min utama : kaolinit 80%, min pengotor : kuarsa, feldspar

Genesa :
Pembentukan kaolin ada 2 macam yaitu secara pelapukan dan altersai hydrothermal pd batuan beku feldspatik. Kaolin terjadi dari hasil pelapukan batuan kristalin asam (granit, diorit). Air panas dr dlm bumi naik ke perm melalui celah dr bat induk, mengubah feldspar, mika mjd kaolinit (alterasi hydrothermal).

Komposisi  mineral pd altersai hidrotermal adalah montmorilonit dan kaolinit dgn  cirri : tubuh endapan membesar ke arah bwh, makin bwh mkn miskin kandungan min asal yg masih segar. Pada proses pelapukan atau kaolin klimatik, min utamanya adalah holoysit, cirri tumbuh endapan meluas ke arah samping, makin ke bawah makin banyak dijumpai mineral asal yg msh segar.

Dari tingkat kejadianya dibedakan :
a. Kaolin residual
Jenis  ini diketemukan ditempat terbentuknya bersama batuan induknya, belum  mengalami perpindahan, kristal teratur, jarang terjadi substitusi ion, mineral murni
b. Kaolin sedimenter
Sudah mengalami perpindahan oleh air, angin, gletser, diendapkan dlm cekungan, kristal tdk teratur, bercampur dgn bhn lain (oksida besi, titan) lebih halus dan plastis

Penambangan :
a. tambang terbuka : pengupasan lapisan penutup (cangkul, dragline, scraper), penambangan dgn backhoe, bucket excavator
b. Tambang semprot : penambangan dgn monetor diangkut dgn pompa dan pipa dikeringkan
c. Tambang dalam : scr gophering mengikuti arah endapan

Komposisi Kimia :
SiO2 46,79%, Fe2O3 0,64%, MgO 0,11%, Na2O 0,02%, Al2O3 37,22%, TiO2 0,29%, CaO 0,05%, K2O 1,13%, hilang pijar 13,75%

Sifat fisik :

Sifat fisik                                filler                    Coating
Brightness %                         82-84                    82-84
< 2mikron                              45-55                    60-70
> 10 mikron                             2,5                        1,5
Moisture %                            1,6                        1,6
Abrassion AT 1000 Mg          10                         5,5
PH 20% solid                         4-5                        4-5
Btk fisik                              Powder                 Powder

Pengolahan :
Untuk membuang kotoran (pasir kuarsa, oksida besi, titan, mika). Utk mendptkan uk halus, tk keputihan tinggi, kadar air, pH TTU dan sifat lainnya sesuai dgn konsumen.

                                    Kaolin dari Tambang
               Air                           Sluice box                     pasir kasar dan kotoran
               Air                           De sliming                    pasir halus
Penggumpal amilum           Tangki pengendap       air
                                                  Filter
                                           Pengeringan
                                           Kaolin murni
Atau
                                   Kaolin dari Tambang
                                         Air                      Slurry
                                  Pengayakan             kasar
                                  Siklon/klasifier          kasar
                                  Sluice box                 kasar
                                  Classifier
                         +400 mesh                         -400 mesh
                            pulverized                          thickner
                flotasi                                filter            air
                                       kotoran            thickener
                                               pemutihan
                                             pengeringan
                                       tepung kaolin murbi
                                   pemanasan dlm autoclave
                                kaolin alpha heminidrat keras

Terdapatnya :
Di Aceh : Meulaboh, aceh barat
Sumut : tarutung, sibolga, padang
Sumbar : solok, bonjol, pasaman, sawahlunto
Jabar : manonjaya, tasik
Jateng : kab semarang
DIY : gunugn kidul
Jatim : pule , trenggalek, poh gajih
Kalsel : martapura simpang surian, banjarmasin
Kalbar: sambas, singkawang

Penggunaan Khusus :
1. Kaolin untuk batu bata tahan api
Bhn baku :
a.
                           Kaolin    Tanah Liat  
   SiO2                  69,97       61,75
   Al2O3                17,71       23,63
   Fe2O3                0,52         2,3
   CaO                   1,69        6,09
   Na2O                  2,36          -
   MgO                    -            5,68

b. Semen tahan api
c. Air

Proses Pengolahan :
a. Penyiapan bahan, dihaluskan 60 mesh dicampur dgn perbandingan ttu
b. Dicetak ukuran sesuai permintaan
c. Pengeringan (2-3 hari) diangin-anginkan dimasukan oven 110C
d. Pembakaran dlm muffle 900C
kaolin   110C  kaolin  500-575C metakaolin 900-950C Al2O3-SiO2 1200-1300 3Al2O3SiO2

2. Kaolin utk semen putih/kertas
Berfungsi sebagai Pengisi dan Perakat Pelapis
 
                                                       Pengisi                Pelapis
Derajad keputihan %                   79-85,5                   83
<2mikron %                                    30,68                  71,80
>5mikron %                                    12-50                    3-8
pH                                                     4,5-7                   4,5-7

ANALISIS KIMIA
SiO2                                          46,73                  47,80
Al2O3                                        37,84                   37,30
Fe2O3                                         0,92                       –
TiO2                                            0,05                     0,52
CaO                                            0,09                       0,2
MgO                                            0,06                       0,1
K2O                                               1,7                     1,72
Na2O                                           0,07                     0,05
LoI                                             12,33                   12,30
Kandungan air                           <1%                        1&
Viskositas 10-100 rpm                 -                  500 cps
% Solid                                           -                   68-73%

3. Kaolin Untuk Industri Karet
Digunakan sebagai Galian campuran latex dpt memperbaiki kekuatan, ketahanan thd abrasi dan kekakuan

Derajad kecerahan %                  76-84                   83,5-85,5
Kandungan air %                              1                              -
<2mikron %                                   55-92                      71-80
>5mikron%                                     3-25                         3-8
Lolos 325  mesh %                    0,02-0,3                        -
Lolos 200 mesh %                            -                         0,0005

4. Kaolin Untuk Industri Pestisida
Berfungsi sebagai Galian mineral pembawa

< 2mikron %                             87-92
Sisa saringan 200 mesh %    99,5-100
Sisa saringan 325 mesh %     99-99,9
Kandunagn air %                         1
pH                                              4,5-5,5
Al2O3%                                        38
SiO2%                                          45
Daya rekat                     baik tdk ada minyak
Abrasi                                       rendah

5. Kaolin Untuk Industri Cat
kaolin mempunyai sifat reaktif, warna yg putih mudah diubah ke lain warna. Suspensi baik, variasi ukuran butir besar.

6. Kaolin Untuk Industri Keramik
Dapat untuk ubin, insulator (alat penyekat, refractory, gerabah)

Kimia          Porselin   Saniter    Gerabah Halus   Gerabah Kasar
Fe2O3          <0,4       <0,7                <0,8                      1
TiO2             <0,3       <0,7                    -                         -
CaO              <0,8       <0,8                <0,8                  <0,8
< 2 mikron   >80        >80                 >80                   >80
Kecerahan   >90        >90                 >90                   >90
Kadar air       <5          <5                   <7                     <7

Zeolit

Diposting oleh mine | 10.09 | | 0 komentar »

Zeolit Terbagi Menjadi 2 Macam yaitu :
1. Zeolit Alam
2. Zeolit Sintesis

Genesa :
1. Zeolit Alam :
Zeolit Alam ditemukan dlm batuan sedimen vulkanik, batuan piroklastik.
Ada 3 tipe :
a. Zeolit terbentuk dr aktivitas magma
akibat proses hydrothermal, mineral silikat mjd zeolit. Pada daerah ini terbentuk heulandit, leumantit dan analism. Daerah yg jauh terbentuk : mordenit dan klinoptilotit.
b. Proses sedimentasi
ada 3 lingkungan pengendapan : danau air asin, danau air tawar dan marine. Bahan Zeolit bereaksi dgn air membentuk zeolit
c. Proses metamorfosa
bahan pembentuk bereaksi dgn alumunium pd Tekanan tinggi. Mineral yg terbentuk : heulandit, mordenit, analism dan klinoptilolit.

2. Zeolit Sintesis :
Natrium aluminat, natrium silikat, natrium hidroksida, kalium hidroksida, dibentuk gel, dikristalkan pd T –200C melalui proses depolemirisasi

Sifat Fisik Kimia
- Warna : cerah kuning, merah, hijau, coklat, putih, abu-abu
- BJ : 2 - 2,4  - kekerasan : 3 - 4 skala mosh
- Kilap : tanah, opaque 
- Kristal : monoklin

Komposisi Mineral
Analism : Na16(AlO2)16(SiO2)32 16 H2O
Modernit : Na8(AlO2)8(SiO2)40 24H2O
Klinoptilolit: Na6(AlO2)6(SiO2)30 24H2O
Kabasit: (Na2Ca)6 (Al12Si24O72) 40H2O
Heulandit: (Ca4)(Al8Si28O72) 24H2O

Penambangan
tambang terbuka : linggis, ganco, cangkul, bulldozer, power shovel, dragline

Pengolahan :
Pemisahan dr kotoran, peremukan, penggilingan, pengeringan, pengaktifan

Tempat terdapatnya :
Jabar : Gunung Cereme, jampang, bayah, malimping
Jateng : Gunung muria, ajibarang, bumiayu, luk ulo
Jatim : Gunung sidomulyo tulungagung, trenggalek, pacitan
Sumsel : Muaraenim
Lampung : danidar, baturaja
Kalbar : sanggau  
Kalteng : siberung

Kegunaan :
Umum :
1. Bidang pertanian: menetralkan tanah asam, penyerap pupuk
2. Bidang peternakan: camp pakan ternak utk meningkatkan kualitas telur
3. Bidang perikanan: penyerap ammonia yg dikeluarkan ikan melalui kotoran
4. Bidang bangunan: camp beton, kerikil ringan, batubata ringan.
5. Bidang Industri: penjernih minyak, penyerap warna, filter industri kertas, panel energi matahari
6. Bidang Lingkungan: penghilang/penyerap bau ion Ca2+, gas N2, O2, CO2 dr asap kendaraan, Tambang dalam.

Khusus :
1. Untuk Pengolahan Limbah Air
limbah hrs dicek warna, bau, padatan terapung, BOD, pH, logam, yg mana semuanya dpt diserap oleh zeolit dgn mengaktifkan terlebih dahulu
2. Rock Wool
RW adalah bahan insulator panas dgn bhn baku zeolit, Bahan Galian Gamping, dolomit, perlit, pasir kuarsa, terak timah, tembaga.
3. Zeolit untuk Batako
Dilakukan  kalsinasi terhadap zeolit 850 C dan Bahan Galian Gamping, kmd dicampur  dgn perbandingan 4 : 1. Cetak dgn ukuran 5 x 5 x 5 cm, dilembabkan selama 3 hari dan rendam 11-28 hari.
4. Zeolit bhn pembuat keramik
- campur bahan uk –200 mesh 58% zeolit , 20% kaolin, 12% kuarsa, 8% air, 2% bhn lain
- bentuk badan dgn tangan/cetak/ tekan
- angin-anginkan kmd panaskan 1000C
- diglasir agar indah dan kuat dgn cara dikuas, semprot maupun dicelup
5.Zeolit sebagai Galian Katalis Perengkah 
- Zeolit dimurnikan (cuci dgn air disaring, dikeringkan pd 100C)
- Zeolit diaktifkan dgn menambah H2SO4 konsentrasi 0,2 N, %S = 12,5 %, kmd dipanaskan 200 C selama 15-30 menit. Aduk selama 45 menit, cuci dgn air, panaskan 130 C selama 2-3 jam.
                             XCH3OH     --->      (CH2)x + xH2O
                              (Methanol)                  (bensin)

Reaksi berlangsung pada 360 - 410 C dan P 300 psi. Keaktifan katalisator 99%. Zeolit aktif menyebabkan interaksi molekul methanol dgn zeolit, menyebabkan pecahnya hydrocarbon membentuk molekul bebas, mk methanol berubah mjd bensin.