Blasting (peledakan)

Diposting oleh mine | 10.50 | | 0 komentar »

Peledakan (blasting ; explosion) merupakan Kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau Proses terjadinya ledakan. Beberapa istilah dalam peledakan :

1.  Peledakan bias (refraction shooting) merupakan Peledakan di dalam  lubang atau sumur dangkal untuk menimbulkan getaran guna penyelidikan geofisika cara seismik bias.
2.  Peledakan bongkah (block holing) merupakan Peledakan sekunder untuk  pengecilan ukuran bongkah batuan dengan cara membuat lobang tembak berdiatemeter kecil dan diisi sedikit bahan peledak
3.  Peledakan di udara (air shooting) merupakan Cara menimbulkan energi  seismik di permukaan bumi dengan meledakkan bahan peledak di udara
4. Peledakan lepas gilir (off-shift blasting) merupakan Peledakan yang dilakukan di luar jam gilir kerja
5. Peledakan lubang dalam (deep hole blasting) merupakan Cara peledakan jenjang kuari atau tambang terbuka dengan menggunakan lubang tembak yang dalam disesuaikan dengan tinggi jenjang
6. Peledakan parit (ditch blasting) merupakan Proses peledakan dalam pembuatan parit
7.  Peledakan teredam (cushion blasting)merupakan Cara peledakan dengan  membuat rongga udara antara bahan peledak dan sumbat ledak atau membuat  lubang tembak yang lebih besar dari diameter dodol sehingga menghasilkan getaran yang relatif lembut

Pengenalan Bahan Peledak
1. Bahan peledak
Bahan peledak  yang dimaksudkan adalah bahan peledak kimia yang didefinisikan sebagai  suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair,  atau campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan, gesekan atau  ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat  dan hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.
Panas  dari gas yang dihasilkan reaksi peledakan tersebut sekitar 4000° C.  Adapun tekanannya, menurut Langerfors dan Kihlstrom (1978), bisa  mencapai lebih dari 100.000 atm setara dengan 101.500 kg/cm² atau 9.850  MPa (» 10.000 MPa). Sedangkan energi per satuan waktu yang ditimbulkan  sekitar 25.000 MW atau 5.950.000 kcal/s. Perlu difahami bahwa energi  yang sedemikian besar itu bukan merefleksikan jumlah energi yang memang  tersimpan di dalam bahan peledak begitu besar, namun kondisi ini terjadi  akibat reaksi peledakan yang sangat cepat, yaitu berkisar antara 2500 -  7500 meter per second (m/s). Oleh sebab itu kekuatan energi tersebut  hanya terjadi beberapa detik saja yang lambat laun berkurang seiring  dengan perkembangan keruntuhan batuan.

2. Reaksi dan produk peledakan

Peledakan  akan memberikan hasil yang berbeda dari yang diharapkan karena  tergantung pada kondisi eksternal saat pekerjaan tersebut dilakukan yang  mempengaruhi kualitas bahan kimia pembentuk bahan peledak tersebut.  Panas merupakan awal terjadinya proses dekomposisi bahan kimia pembentuk  bahan peledak yang menimbulkan pembakaran, dilanjutkan dengan  deflragrasi dan terakhir detonasi. Proses dekomposisi bahan peledak  diuraikan sebagai berikut:
a) Pembakaran adalah  reaksi permukaan yang eksotermis dan dijaga keberlangsungannya oleh  panas yang dihasilkan dari reaksi itu sendiri dan produknya berupa  pelepasan gas-gas. Reaksi pembakaran memerlukan unsur oksigen (O2) baik  yang terdapat di alam bebas maupun dari ikatan molekuler bahan atau  material yang terbakar. Untuk menghentikan kebakaran cukup dengan  mengisolasi material yang terbakar dari oksigen. Contoh reaksi minyak  disel (diesel oil) yang terbakar sebagai berikut:
CH3(CH2)10CH3 + 18½ O2 ® 12 CO2 + 13 H2O
b) Deflagrasi  adalah proses kimia eksotermis di mana transmisi dari reaksi  dekomposisi didasarkan pada konduktivitas termal (panas). Deflagrasi  merupakan fenomena reaksi permukaan yang reaksinya meningkat menjadi  ledakan dan menimbulkan gelombang kejut shock wave) dengan kecepatan  rambat rendah, yaitu antara 300 – 1000 m/s atau lebih rendah dari kecep  suara (subsonic). Contohnya pada reaksi peledakan low explosive (black powder)sebagai bagai berikut:

+ Potassium nitrat + charcoal + sulfur
20NaNO3 + 30C + 10S ------> 6Na2CO3 + Na2SO4 + 3Na2S +14CO2 + 10CO + 10N2
+ Sodium nitrat + charcoal + sulfur
20KNO3 + 30C + 10S ------> 6K2CO3 + K2SO4 + 3K2S +14CO2 +10CO + 10N2
c)  Ledakan, menurut Berthelot, adalah ekspansi seketika yang cepat dari  gas menjadi bervolume lebih besar dari sebelumnya diiringi suara keras  dan efek mekanis yang merusak. Dari definisi tersebut dapat tersirat  bahwa ledakan tidak melibatkan reaksi kimia, tapi kemunculannya  disebabkan oleh transfer energi ke gerakan massa yang menimbulkan efek  mekanis merusak disertai panas dan bunyi yang keras. Contoh ledakan  antara lain balon karet ditiup terus akhirnya meledak, tangki BBM  terkena panas terus menerus bisa meledak, dan lain-lain.
d) Detonasi  adalah proses kimia-fisika yang mempunyai kecepatan reaksi sangat  tinggi, sehingga menghasilkan gas dan temperature sangat besar yang  semuanya membangun ekspansi gaya yang sangat besar pula. Kecepatan  reaksi yang sangat tinggi tersebut menyebarkan tekanan panas ke seluruh  zona peledakan dalam bentuk gelombang tekan kejut (shock compression  wave) dan proses ini berlangsung terus menerus untuk membebaskan energi  hingga berakhir dengan ekspansi hasil reaksinya. Kecepatan rambat reaksi  pada proses detonasi ini berkisar antara 3000 – 7500 m/s. Contoh  kecepatan reaksi ANFO sekitar 4500 m/s. Sementara itu shock compression  wave mempunyai daya dorong sangat tinggi dan mampu merobek retakan yang  sudah ada sebelumnya menjadi retakan yang lebih besar. Disamping itu  shock wave dapat menimbulkan symphatetic detonation, oleh sebab itu  peranannya sangat penting di dalam menentukan jarak aman (safety  distance) antar lubang. Contoh proses detonasi terjadi pada jenis bahan  peledakan antara lain:
+ TNT : C7H5N3O6 ------> 1,75 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 5,25 C
+ ANFO : 3 NH4NO3 + CH2 ------> CO2 + 7 H2O + 3 N2
+ NG : C3H5N3O9 ------> 3 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 0,25 O2
+ NG + AN : 2 C3H5N3O9 + NH4NO3 ------> 6 CO2 + 7 H2O + 4 N4 + O2
Dengan  mengenal reaksi kimia pada peledakan diharapkan peserta akan lebih  hati-hati dalam menangani bahan peledak kimia dan mengetahui nama-nama  gas hasil peledakan dan bahayanya.

3. Klasifikasi bahan peledak

Bahan peledak diklasifikasikan berdasarkan sumber energinya menjadi bahan peledak mekanik, kimia dan nuklir.  Karena pemakaian bahan peledak dari sumber kimia lebih luas dibanding  dari sumber energi lainnya, maka pengklasifikasian bahan peledak kimia  lebih intensif diperkenalkan. Pertimbangan pemakaiannya antara lain,  harga relatif murah, penanganan teknis lebih mudah, lebih banyak variasi  waktu tunda (delay time) dan dibanding nuklir tingkat bahayanya lebih  rendah. Bahan peledak permissible dalam klasifikasi di atas perlu  dikoreksi karena tidak semua merupakan bahan peledak lemah. Bahan  peledak permissible digunakan khusus untuk memberaikan batubara ditambang batubara bawah tanah dan jenisnya adalah blasting agent yang tergolong bahan peledak kuat.
Sampai  saat ini terdapat berbagai cara pengklasifikasian bahan peledak kimia,  namun pada umumnya kecepatan reaksi merupakan dasar pengklasifikasian  tersebut.

0 komentar