Drilling (Pemboran)

Diposting oleh mine | 10.52 | | 0 komentar »

Pemboran dapat dilakukan untuk bermacam-macam tujuan :
Penempatan bahan peledak;  pemercontohan (merupakan metoda sampling utama dalam eksplorasi); dalam  tahap development : penirisan, test fondasi dan lain-lain; dan dalam  tahap eksplotasi untuk penempatan baut batuan & kabel batuan (dalam batubara pemboran lebih banyak dibuat untuk pemasangan baut batuan - bolting daripada untuk peledakan). Jika dihubungkan dengan peledakan, penggunaan terbesar adalah sebagai pemboran produksi.

Komponen Operasi dari Sistem Pemboran

Ada  4 komponen fungsional utama. Fungsi ini dihubungkan dengan penggunaan  energi oleh sistem pemboran di dalam melawan batuan dengan cara sebagai  berikut :
•  Mesin bor, sumber energi adalah penggerak utama,  mengkonversikan energi dari bentuk asal (fluida, elektrik, pnuematik,  atau penggerak mesin combustion) ke energi mekanik untuk mengfungsikan  sistem.
•  Batang bor (rod) mengtransmisikan energi dari penggerak utama ke mata bor (bit).
•  Mata bor (bit) adalah pengguna energi didalam sistem, menyerang batuan secara makanik untuk melakukan penetrasi.
•  Sirkulasi fluida untuk membersihkan lubang bor, mengontrol debu,mendinginkan bit dan kadang-kadang mengstabilkan lubang bor.
Ketiga  komponen pertama adalah komponen fisik yang mengontrol proses  penetrasi, sedangkan komponen keempat adalah mendukung penetrasi melalui  pengangkatan cuttings. Mekanisme penetrasi, dapat dikategorikan kedalam  2 golongan secara mekanik yaitu rotasi dan tumbukan (percussion) atau  selanjutnya kombinasi keduanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi unjuk kerja pemboran :
1.  Variabel operasi, mempengaruhi keempat komponen sistem pemboran (drill,  rod, bit dan fluid). Variabel dapat dikontrol pada umumnya dan mencakup  dua kategori dari faktor-faktor kekuatan pemboran :

(a) tenaga pemboran, energi semburan dan frekuensi, kecepatan putar, daya dorong dan rancangan batang bor dan
(b) sifat-sifat fluida dan laju alirnya.

2.  Faktor-faktor lubang bor, meliputi : ukuran, panjang, inklinasi lubang  bor; tergantung pada persyaratan dari luar, jad i merupakan variabel  bebas. Lubang bor di tambang terbuka pada umumnya 15 - 45 cm (6-18 inch). Sebagai perbandingan, untuk tambang bawah tanah 4-17,5
cm (1,5-7 in.).
3. Faktor-faktor batuan, faktor bebas yang terdiri dari : sifat-sifat batuan, kondisi geologi,  keadaan tegangan yang bekerja pada lubang bor yang sering disebut  sebagai drillability factors yang menentukan drilling strength dari  batuan (kekuatan batuan untuk bertahan terhadap penetrasi) dan membat  asi unjuk kerja pemboran.
4. Faktor-faktor pelayanan, yang terdiri  dari pekerja dan supervisi, ketersediaan tenaga, tempat kerja, cuaca dan  lain-lain, juga merupakan faktor bebas.

Parameter Performansi (Unjuk Kerja)
Untuk memilih  dan  mengevaluasi sistem pemboran yang optimal, ada 4 parameter yang harus diukur at au dipe rkirakan,yaitu :
1. Energi proses dan konsumsi daya (power)
2. Laju penetrasi
3. Lama penggunaan bit (umur)
4. Biaya (biaya kepemilikan + biaya operasi) 

Pemilihan Alat Bor

Pemilihan  suatu alat produksi haruslah melalui suatu prosedur yang telah  didefinisikan dengan baik. Hal ini merupakan persoalan rancangan  rekayasa yang sebenarnya (true engineering design) yang memerlukan suatu pertimbangan harga. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1.  Mendeterminasi dan menentukan spesifikasi kondisi-kondisi dimana alat  bor akan digunakan, seperti faktor-faktor yang berhubungan dengan  pekerjaan (pekerja, lokasi, cuaca dan lain-lain) dengan konsiderasi  keselamatan kerja. 
2. Menetapkan tujuan untuk fase pemecahan batuan  dari siklus operasi produksi kedalam tonase, fragmentasi, throw,  vibrasi dan lain-lain (mempertimbangkan batasan pemuatan dan  pengangkutan, stabilitas kemiringan lereng, kapasitas crusher, kuota  produksi, geometri pit,
dll) . 
3. Atas dasar pada persyaratan  peledakan, merancang pola lubang bor (ukuran dan kedalaman lubang ledak,  kemiringan, burden dan spasi).
4. Menentukan faktor drillability  untuk jenis batuan yang diantisipasi, mengindentifikasikan  metoda  pemboran yang mendekati kelayakan . 
5. Men-spesifikasikan variabel  operasi untuk tiap sistem dibawah pengamatan, meliputi : mesin bor,  batang bor, mata bor dan sirkulasi fluida.
6. Memperhitungkan  parameter unjuk kerja, termasuk ketersediaan alat, biaya dan  perbandingan. Mengamati sumber tenaga dan memilih spesifikasi. Item  biaya yang besar adalah mata bor, depresiasi alat bor, tenaga kerja,  pemeliharaan, energi dan fluida. Umur bit dan biaya merupakan hal yang  kritis namun sulit untuk diproyeksikan.
7. Memilih sistem pemboran yang memuaskan semua persyaratan biaya keseluruhan yang rendah dan memperhatikan keselamatan kerja.

Blasting (peledakan)

Diposting oleh mine | 10.50 | | 0 komentar »

Peledakan (blasting ; explosion) merupakan Kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau Proses terjadinya ledakan. Beberapa istilah dalam peledakan :

1.  Peledakan bias (refraction shooting) merupakan Peledakan di dalam  lubang atau sumur dangkal untuk menimbulkan getaran guna penyelidikan geofisika cara seismik bias.
2.  Peledakan bongkah (block holing) merupakan Peledakan sekunder untuk  pengecilan ukuran bongkah batuan dengan cara membuat lobang tembak berdiatemeter kecil dan diisi sedikit bahan peledak
3.  Peledakan di udara (air shooting) merupakan Cara menimbulkan energi  seismik di permukaan bumi dengan meledakkan bahan peledak di udara
4. Peledakan lepas gilir (off-shift blasting) merupakan Peledakan yang dilakukan di luar jam gilir kerja
5. Peledakan lubang dalam (deep hole blasting) merupakan Cara peledakan jenjang kuari atau tambang terbuka dengan menggunakan lubang tembak yang dalam disesuaikan dengan tinggi jenjang
6. Peledakan parit (ditch blasting) merupakan Proses peledakan dalam pembuatan parit
7.  Peledakan teredam (cushion blasting)merupakan Cara peledakan dengan  membuat rongga udara antara bahan peledak dan sumbat ledak atau membuat  lubang tembak yang lebih besar dari diameter dodol sehingga menghasilkan getaran yang relatif lembut

Pengenalan Bahan Peledak
1. Bahan peledak
Bahan peledak  yang dimaksudkan adalah bahan peledak kimia yang didefinisikan sebagai  suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair,  atau campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan, gesekan atau  ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat  dan hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.
Panas  dari gas yang dihasilkan reaksi peledakan tersebut sekitar 4000° C.  Adapun tekanannya, menurut Langerfors dan Kihlstrom (1978), bisa  mencapai lebih dari 100.000 atm setara dengan 101.500 kg/cm² atau 9.850  MPa (» 10.000 MPa). Sedangkan energi per satuan waktu yang ditimbulkan  sekitar 25.000 MW atau 5.950.000 kcal/s. Perlu difahami bahwa energi  yang sedemikian besar itu bukan merefleksikan jumlah energi yang memang  tersimpan di dalam bahan peledak begitu besar, namun kondisi ini terjadi  akibat reaksi peledakan yang sangat cepat, yaitu berkisar antara 2500 -  7500 meter per second (m/s). Oleh sebab itu kekuatan energi tersebut  hanya terjadi beberapa detik saja yang lambat laun berkurang seiring  dengan perkembangan keruntuhan batuan.

2. Reaksi dan produk peledakan

Peledakan  akan memberikan hasil yang berbeda dari yang diharapkan karena  tergantung pada kondisi eksternal saat pekerjaan tersebut dilakukan yang  mempengaruhi kualitas bahan kimia pembentuk bahan peledak tersebut.  Panas merupakan awal terjadinya proses dekomposisi bahan kimia pembentuk  bahan peledak yang menimbulkan pembakaran, dilanjutkan dengan  deflragrasi dan terakhir detonasi. Proses dekomposisi bahan peledak  diuraikan sebagai berikut:
a) Pembakaran adalah  reaksi permukaan yang eksotermis dan dijaga keberlangsungannya oleh  panas yang dihasilkan dari reaksi itu sendiri dan produknya berupa  pelepasan gas-gas. Reaksi pembakaran memerlukan unsur oksigen (O2) baik  yang terdapat di alam bebas maupun dari ikatan molekuler bahan atau  material yang terbakar. Untuk menghentikan kebakaran cukup dengan  mengisolasi material yang terbakar dari oksigen. Contoh reaksi minyak  disel (diesel oil) yang terbakar sebagai berikut:
CH3(CH2)10CH3 + 18½ O2 ® 12 CO2 + 13 H2O
b) Deflagrasi  adalah proses kimia eksotermis di mana transmisi dari reaksi  dekomposisi didasarkan pada konduktivitas termal (panas). Deflagrasi  merupakan fenomena reaksi permukaan yang reaksinya meningkat menjadi  ledakan dan menimbulkan gelombang kejut shock wave) dengan kecepatan  rambat rendah, yaitu antara 300 – 1000 m/s atau lebih rendah dari kecep  suara (subsonic). Contohnya pada reaksi peledakan low explosive (black powder)sebagai bagai berikut:

+ Potassium nitrat + charcoal + sulfur
20NaNO3 + 30C + 10S ------> 6Na2CO3 + Na2SO4 + 3Na2S +14CO2 + 10CO + 10N2
+ Sodium nitrat + charcoal + sulfur
20KNO3 + 30C + 10S ------> 6K2CO3 + K2SO4 + 3K2S +14CO2 +10CO + 10N2
c)  Ledakan, menurut Berthelot, adalah ekspansi seketika yang cepat dari  gas menjadi bervolume lebih besar dari sebelumnya diiringi suara keras  dan efek mekanis yang merusak. Dari definisi tersebut dapat tersirat  bahwa ledakan tidak melibatkan reaksi kimia, tapi kemunculannya  disebabkan oleh transfer energi ke gerakan massa yang menimbulkan efek  mekanis merusak disertai panas dan bunyi yang keras. Contoh ledakan  antara lain balon karet ditiup terus akhirnya meledak, tangki BBM  terkena panas terus menerus bisa meledak, dan lain-lain.
d) Detonasi  adalah proses kimia-fisika yang mempunyai kecepatan reaksi sangat  tinggi, sehingga menghasilkan gas dan temperature sangat besar yang  semuanya membangun ekspansi gaya yang sangat besar pula. Kecepatan  reaksi yang sangat tinggi tersebut menyebarkan tekanan panas ke seluruh  zona peledakan dalam bentuk gelombang tekan kejut (shock compression  wave) dan proses ini berlangsung terus menerus untuk membebaskan energi  hingga berakhir dengan ekspansi hasil reaksinya. Kecepatan rambat reaksi  pada proses detonasi ini berkisar antara 3000 – 7500 m/s. Contoh  kecepatan reaksi ANFO sekitar 4500 m/s. Sementara itu shock compression  wave mempunyai daya dorong sangat tinggi dan mampu merobek retakan yang  sudah ada sebelumnya menjadi retakan yang lebih besar. Disamping itu  shock wave dapat menimbulkan symphatetic detonation, oleh sebab itu  peranannya sangat penting di dalam menentukan jarak aman (safety  distance) antar lubang. Contoh proses detonasi terjadi pada jenis bahan  peledakan antara lain:
+ TNT : C7H5N3O6 ------> 1,75 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 5,25 C
+ ANFO : 3 NH4NO3 + CH2 ------> CO2 + 7 H2O + 3 N2
+ NG : C3H5N3O9 ------> 3 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 0,25 O2
+ NG + AN : 2 C3H5N3O9 + NH4NO3 ------> 6 CO2 + 7 H2O + 4 N4 + O2
Dengan  mengenal reaksi kimia pada peledakan diharapkan peserta akan lebih  hati-hati dalam menangani bahan peledak kimia dan mengetahui nama-nama  gas hasil peledakan dan bahayanya.

3. Klasifikasi bahan peledak

Bahan peledak diklasifikasikan berdasarkan sumber energinya menjadi bahan peledak mekanik, kimia dan nuklir.  Karena pemakaian bahan peledak dari sumber kimia lebih luas dibanding  dari sumber energi lainnya, maka pengklasifikasian bahan peledak kimia  lebih intensif diperkenalkan. Pertimbangan pemakaiannya antara lain,  harga relatif murah, penanganan teknis lebih mudah, lebih banyak variasi  waktu tunda (delay time) dan dibanding nuklir tingkat bahayanya lebih  rendah. Bahan peledak permissible dalam klasifikasi di atas perlu  dikoreksi karena tidak semua merupakan bahan peledak lemah. Bahan  peledak permissible digunakan khusus untuk memberaikan batubara ditambang batubara bawah tanah dan jenisnya adalah blasting agent yang tergolong bahan peledak kuat.
Sampai  saat ini terdapat berbagai cara pengklasifikasian bahan peledak kimia,  namun pada umumnya kecepatan reaksi merupakan dasar pengklasifikasian  tersebut.

Asbes

Diposting oleh mine | 10.48 | | 0 komentar »

Genesa
asbes serpentin terbentuk sebagai Galian ubahan hydrothermal (alterasi) dr batuan ultra basa yg kaya magnesia (peridotite, dunite). Hanya sedikit yg terjadi krn pelapukan batugamping magnesia (dolomit). Asbes dpt juga tjd krn perubahan bentuk dan proses transformasi dr batukarang. Batu ini termasuk olivin yg disebut peridotite, tersusun dr besi magnesium & silikat yg mengalami temperatur dan tekanan.

Pembagian asbes
:
1.golongan serpentine mengandung mineral chrysotile (Mg6(OH)4Si3O8). Terbentuk dr batuan ultrabasa yg kaya magnesia (penting dlm pertextilan)
2. Golongan amphibole, mengandung mineral :
  • crocidolite (Na2Fe5((OH)Si4O11)2 
  • amosite (Mg, Fe) (OH) Si4O11)2, terbentuk krn proses metamorfosa kontak dr sedimen silika besi.
  • Anthophylite (MgFe)7 ((OH)Si4O11)2 terbentuk dlm proses lensa amphobole dan berasal dr mineral serpentine ultrabasa dgn komposisi dunite
  • Tremolite (Ca2(Mg, Fe)5((OH)Si4O11)2 ditemukan dlm batuan beku tipe epimagnetik dpt juga dlm batugamping kristalin dan dolomit termetamorf
  • Actinolite(Ca2(Mg,Fe)5(OH)Si4O11)2 terbentuk dlm temperatur relatif rendah dlm kristal skist, dlm batuan beku krn metamorfisme, hidrothermal.

Sifat asbes:
1. Mikroskopi
dibwh mikroskop serat nampak bergelombang lurus, permukaan serat tdk kasar kalau dipintal akan selip
2. Sifat fisik
kekuatan serat asbes tergantung jenisnya, cara penambangan dan pengolahan. Asbes tahan panas pd suhu 10000C, ttk leleh 1180-15000C. Asbes akan kehilangan berat bila air kristal dan karbondioksida menguap.
3. Sifat kimia :susunan serat dipengaruhi komp kimia.
4. Diskripsi asbes
  • warna             : putih, kelabu, hijau
  • sistem kristal  : monoklin, fibruos
  • kekerasan      : 6
  • gores               : putih
  • kemagnetan   : non

Ciri asbes:
-tahan api dan tahan asam
-berbtk serabut (pjg/pdk)
-mudah dipintal, kuat, fleksibel
-berwarna putih, kelabu, hijau

Pembagian asbes berdasar panjang serat :
1. Crude Asbetos : crude No 1: panjang serat = ¾ inch (19mm) atau lebih. Crude No2 : panjang serat = 3/8 – ¾ inch
2. Milled asbestos : serat dpt utk tekstil

Asbes serabut panjang:
-dipintal utk benang, tali, kain asbes
-utk tirai thn api, baju thn api
-isolasi listrik dan thn panas
-belt conveyor
-lapisan rem mobil
-kaos tangan, sumbu, kaos lampu

Asbes Serabut sedang:
-bhn campuran semen asbes
-membuat pipa2, lembaran asbes, atap

Asbes Serabut pendek
-bhn tuang thn api

Tempat terdapatnya :
-kebumen, gresik, tuban
-halmahera
-gorontalo, tanase

Penambangan : terbuka dan bwh tnh

Pengolahan:
1. dilakukan penggilingan utk memisahkan antara serat dgn gumpalan. (basah atau kering).
2. Penggilingan scr kering:
-diremuk dgn jaw crusher/hammer crusher sampai uk 150 mm, kmd dilakukan hand sorting
-diayak dgn vibrating grizzly, lebar spasi 50 mm. Oversize diremuk lagi dgn setting 50 mm, produknya digabung dgn undersize dan dikeringkan dgn suhu 90-540 C selama 1-10 mnt.

Penggunaan Asbes:
1. Asbes sebagai Galian pelapis tungku peleburan
syarat: asbes yg digunakan adalah crocodolite
2. asbes sebagai Galian pelapis/ kampas rem

Belerang

Diposting oleh mine | 10.44 | | 0 komentar »

2 macam bentuk belerang :
-belerang alam dlm btk kristal
-belerang dlm btk senyawa dgn logam lainnya (pyrite, marcasite, pyrhotite)

Sifat fisik dan kimia

warna : kuning kekerasan 1,5-2,5 BJ 2,05 titik leleh 234-248 F. Jika dibakar akan menimbulkan nyala warna biru dan menghasilkan gas SO2, berbau tdk enak. Daya hantar listrik jelek, tdk larut dlm air (bisulfida, tetrachloride)

Teori Terbentuknya Belerang
  • Teori Bischof 
Sulfur berasal dr H2S, dimana H2S berasal dr proses reduksi thd CaSO4 oleh karbon methan
CaSO4 + C + CaS + 2CO2
CaSO4 + CH4 + CaS + CO2 + 2H2O
CaS + CO2 + H2 + CaCO3 + H2S
2H2S + O2 + 2H2O + 2S
atau
2H2S + CaSO4 + 4S + Ca(OH)2 + H2O

  • Belerang berasal dr suatu dome dibtk dr suatu bakteri De Sulfovibri de Sulfurcanc. Sulfat diubah oleh bakteri mjd sulfit dan akhirnya menghasilkan sulfur
  • Belerang terdpt pd gypsum yg diendapkan langsung dr poly sulfit
  • Belerang erat kaitannya dgn kegiatan gunung berapi, mrpkn hsl sublimasi  sulfatara atau fumarol, juga akibat dr gas-gas/ larutan yg mengandung belerang dr dlm bumi 
  • Tipe sublimasi terdpt didkt danau kawah dgn kadar 70-99,9% Sb.Tipe Lumpur terdpt dekat kawah dgn kadar 40-60%Sc. Tipe kerak terdpt disekitar kawah dgn kadar 20-50% S

Macam Belerang Dlm Perdagangan
1. Sublime flower/ flower of sulfur
diperoleh dr hsl sublimasi, digunakan utk industri karet
2. Sulfur Flour
sulfur berputir halus seperti tepung, dilakukan grinding bebas oksigen sampai ukuran mesh –325 mesh, sebagai Galian pembasmi hama penyakit tanaman/hewan
3. Precipitated Sulfur
diperoleh dr reaksi antara HCl pd larutan poli sulfit kemudian dicuci utk menghilangkan CaS, digunakan dlm farmasi
4. Lac Sulfur
diperoleh dr larutan polisulfit yg diberi H2SO4, masih mengandung 45% CaSO4
5. Colloidal Sulfur
pertikel halus masih dlm larutan bebtk colloid, diperoleh hsl cleaning coke oven gas

Penambangan
- tambang Terbuka : shovel
- Tambang semprot
- Frasch proses dimasukan air panas 335 F ke dlm endapan belerang lewat pipa-pipa. ada 3 pipa dg ukuran :
Diameter 1” = mengalirkan udara
Diameter 3” = mengalirkan Lumpur sulfur
Diameter 6” = mengalirkan air panas
Tekanan udara =500 psi

Pengolahan
1.  Belerang jenis Lumpur diflotasi dahulu sblm dimasukkan ke autoclave.  Flotasi utk menghilangkan senyawa besi sulfat n silikat dr larutan,  akibatnya kadar meningkat.
2.  Cara lain pelarutan dan penghabluran (solvent extraction and  Crystalization) digunakan pelarut: karbon disulfida, dimethyl disulphide  atau larutan hidrokarbon berat lainnya.
3.  Belerang kristal dpt langsung dimasukan dlm autoclave, lalu ditambah  solar, air NaOH kmd dipanaskan dgn memasukan uap air panas dgn tek 3 atm  selama 30-60 mnt. Pemisahan tanur tjd krn ttk lebur belerang < min  pengotor. Belerang disaring kmd dicetak
4. Belerang kadar tinggi diolah dgn sublimasi dan distilasi
5. Pengolahan sederhana dilakukan dgn wajan besi/alumunium dgn d 80-100 cm, dipanaskan dlm tungku/kompor minyak. Belerang mencair, disaring kmd dicetak dlm tabung bamboo.

Tempat Terdapatnya :
1. Jabar : Gunung Tangkuban perahu, Danau Putri, Galunggung, Ceremai, Telaga bodas  
2. Jateng : Gunung Dieng                       
3. Jatim : Gunung Arjuno, welirang   
4. Sumut : Gunung Namora
5. Sulut : Gunung Mahawu, Soputan 
6. Lampung
7. Maluku : Pulau Damar

Kegunaan :
Digunakan utk membuat asam belerang (H2SO4),  utk pupuk, penghalus minyak, bhn kimia, metallurgi. Di samping itu dpt  digunakan utk cat, badak, ebonite (camp dgn karet), tekstil, cairan  sulfida, C2S, debu anti serangga, pengawet kayu, pabrik kertas, korek api, obat-obatan
1. Untuk pabrik gula
Syarat : 99,5-99,9 % S, 0,05% As (mak), 0,5% H2O (Mak), 0,1% Bitumen (Mak), 0,1% Abu (mak), sisa bakar 1% (mak)
2. Pabrik Super fosfat
Syarat: 99,7-99,8% S, 00,1-00,5% bitumen, 0,04-0,05% abu, 0,06-0,1% H2O dan As maupun Sb hrs kosong
3. Industri ban
99,9% S, 0,01% abu, 0,01% air, 0,04%H2SO4, matter 0,04% CS2, uk butir 325 mesh
4. Industri kimia
99,8% S, Bitumen 130 ppm, 1,52% air, 0,009% abu, 0,0008% Fe2O3 

Feldspar

Diposting oleh mine | 10.38 | | 0 komentar »

Merupakan massa batuan yg tersusun dr mineral feldspar yaitu alumunium silicate, potassium, kalium dan barium
Macam :
1. Natrium/Sodium Feldspar (Na2Oal2O3 6 SiO2) berwarna abu-abu/putih, kadar Na2O > 7%, mineral adalah albit
2. Kalium/Potasium Feldspar (K2O Al2O3 6SiO2) warna putih susu, abu-abu, merah, kadar K2O>7% min : ortoklas dan mikrolin
3. Kalsium/Lime Feldspar (CaO Al2O3 2SiO2) warna putih dan abu2 mengandung CaO, mineral : anortit

Ciri-ciri :
Warna : putih keabu-abuan, hijau muda dan kuning kotor. Kekerasan 6-6,5. BJ :2,4-2,8. Titik Lebur 1100-1523 C bersifat kurang plastis, sebagai Galian bhn pelebur, dpt membuat keramik mjd padat dlm proses pembakaran.

Genesa :
Terjadi  karena proses kristalissasi batuan beku oleh pneumatolytic dan  hydrothermal agencies dlm urat pegmatik, banyak juga terdapat pada batuan erupsi dan metamorfosa.

Terdapatnya
Jatim : Lodoyo-Blitar, trenggalek, ponorogo
Sumsel : Tanjung pandan, lampung

Penambangan : tambang Terbuka

Pengolahan :
a. Pengolahan sederhana dilakukan dgn penggilingan, pencucian dan pengayakan
b. Flotasi buih

                        Flotasi Material (250 mm)
                                    Hopper
                        Grizzly (spasing 75 mm)
             +75 mm                                   -75mm
     Jaw crusher (50 mm)     --    Cone Crusher (12mm)
                                     Screen (12 mm)
                  -12 mm                               +12mm
                              Ballmill
                              Spiral Classifier -- Overlow
                              Underflow
                              Flotasi I -- Float (besi n mika)
                              25-30% Solid
                              Feldspar (sink)
                              Flotasi II -- Tailing (kuarsa)
                              Feldspar
                              Thickener ? Overflow (dibuang)
                              Underflow
                              Filter -- air (dibuang)
                              Dryer (110-125C)
                              Fine Grinding -- produk
                              (ballmill)

Penggunaan :
1. Bhn baku keramik bakaran tinggi
Spesifikasi feldspar utk industri SII
Jenis industri :
oksida             Porselin %     Saniter %    gerabah halus padat %
K2O+Na2O         6-15              6-15                       6-15
Fe2O3                  0,5                 0,7                         0,8
TiO2                     0,3                 0,7                           -
CaO                      0,5                 0,5                          1

Bahan baku :
-  Feldspar sebagai Galian bhn pelebur dgn ttk lebur 1200-1250 C serta utk  mengurangi plastisit’s dan susut kering saat dilakukan pembakaran.
- Clay : digunakan ballclay sebagai Galian binder maupun plastizer, mengandung 52% silica dan 31% alumina
- Pasir kuarsa : menambah silica agar dpt mengikat bhn penyusun keramik

Bahan tambahan :
- Water glass
- Batu porselin utk memudahkan penghancuran bhn yg msh berupa bongkaran sewaktu dlm kogelmolen
- Talk dan air :memperhalus bhn camp glasir dan mengkilatkan permukaan bhn keramik yg akan diglasir
- Kaolin: mengurangi plastisitas serta memberikan warna putih pd keramik.

Proses :
Clay  digiling sampai 50 mesh, dimasukan dlm kogel molen clay : feldspar :  kaolin dgn perbandingan 50:40:10%, kmd dimasukan air dan batu  porselin diputar 25 rpm selama 35 jam/sampai didpt ukuran 160 mesh.  Bila hsl encer mk air disaring dgn filter press, didapat cake, dipress lagi agar terbebas dr air maupun udara, baru dicetak dan dipanaskan. Hsl diglasir.

2. Feldspar utk industri gelas
Spesifikasi : 68-69,99 % SiO2 >17% Al2O3, >11% (K2) + Na2O), 0,1-0,2 % Fe2O3, uk butir 1% (20 mesh), 25% (100 mesh) dan tdk ada yg berukuran +16 mesh

3. Felspar utk industri gelas amber/warna coklat
spesifikasi: kalium feldspar % : 99,5 (-20mesh), Fe2O3 :0,05% (mak), K2O :>10, Al2O3 % :>18, silica bebas % : 6 (mak), CaO % : 2 (mak)

4. Felspar utk industri kaca lembaran :
Spesifikasi :
Al2O3 % :>18, Fe2O3 % : <0,8, K2O3% :>10

5. Bahan Stabilizer industri gelas high alumina

6. Pembuatan Glasir Isolator Listrik

Batu Gamping

Diposting oleh mine | 10.34 | | 0 komentar »

Terjadi secara organik, mekanik atau secara kimia.
Organik : pengendapan binatang karang/cangkang siput, foraminifera, koral/kerang
Mekanik : bahannya sama dengan organik yg berbeda hanya terjadinya perombakan dr batu gamping tsb yg kemudian terbawa arus dan diendapkan tdk terlalu jauh dr tempat semula
Kimia : tjd pd kondisi iklim  dan suasana lingk tertentu dlm air laut atau air tawar
Mata air mineral dpt juga mengendapkan batugamping krn peredaran air panas alam yg melarutkan lapisan batugamping di bawah permukaan yg kemudian diendapkan di permukaan.

Penamaan Batu Gamping
- Batu gamping (kadar dolomit 0-5, kadar MgO 0,1 - 1,1)
- Bahan Galian bermagnesium (Kd 5-10, Mgo 1,1 - 2,2)
- Bahan Galian dolomitan (Kd 10-50, MgO 2,2 - 10,9)
- Dolomitan berkalsium (Kd 50-90, MgO 10,9 - 19,7)
- Dolomit (Kd 90-100, MgO 19,7-21,8)

Penambangan:
tambang terbuka, dikupas tanah penutupnya dgn bulldozer/powershovel kemudian ditambang dgn pemboran peledakan atau secara sederhana dgn linggis, ganco dll.

Pengolahan
:
Tanpa diolah dpt utk semen jalan bangunan
Dgn pemanasan utk mendptkan kapur tohor (CaO)3, kapur padam (Ca(OH))2 dan gas CO2. prosesnya disebut kalsinasi pd T = 900-1000 C.

Reaksi :
CaCO3 + CaO + CO2
CaO + H2O + Ca(OH)2

Pada  pembuatan LCC (light Calcium Carbonat) Bahan Galian gamping telah  dikalsinasi. Masing-masing produk dicuci dan direaksikan kembali maka didapatkan CaCO3 yg murni dan ringan, kadar tinggi. Di alam ada HCC (high calcium carbonat) yaitu Bahan Galianamping yg dgn kadar tinggi dialam >95% CaCO3.

Terdapatnya:
1. Jabar (serang, padalarang, cibadak, tasikmalaya)
2. Jateng ( nusakambangan, gunungkidul, rembang, klaten)
3. Jatim ( tuban, pacitan, madura, malang)
4. Sumatera ( kotaraja, aceh, nias, jambi, bengkulu)
5. Kalimantan ( barito, kutai, kalbar, kalteng)
6. Sulawesi ( tonnasa, ujungpandang)
7. Nusa tenggara (timor, sumbawa)
8. Maluku
9. Papua (kotabaru)

Pengolahan :
- berwujud bongkahan
- digiling halus
- dipanaskan/dibakar/ kalsinasi

Kegunaan :
1. Batu bangunan : dipakai untuk pondasi jalan, rumah, bendungan. Biasanya dipakai Bahan Galian Gamping yg keras dan pejal berhablur halus dan mempunyai daya tekan 800-2500 kg/cm2.
2. Bahan bangunan
syarat : CaO+ MgO min 95 %, SiO2+Al2O3 + Fe2O3 max 5%, CO2 3 %, 70 % lolos ayakan 0,85 mm.
3. Industri kaca : berfungsi sebagai Galian fluks dgn kadar 0,96% SiO2, 0,04 Fe2O3, 0,14 % Al2O3, 0,15% MgO, 55,8% CaO
4. Industri bata silika
Syarat: 90% CaO, max 4,5% MgO, maks 1,5% Fe2O3+Al2O3, maks 55,8% CO2
5. Industri semen :
syarat: 50-55% CaO, maks 2% MgO, viskositas 3200 cp (40% H2O), 2,47 % Fe2O3, 0,95% Al2O3
6. Pembuatan karbit:
bahan utama 60 % kapur tohor dan 40 % kokas.
Syarat: min 92% caO, mk1,75 % MgO, maks 1% Fe2O3 + Al2O3. untuk kokas maks 5% Fe2O3, maksimal 0,2% S, maka 0,02 % P, hilang pijar 4 % maks 2% SiO2. Khusus kokas kadar arang padat > 86%. Kadar abu maks 12%, tdk rapuh, kadar air rendah.
Pembuatan karbit : kokas dan kapur tohor dicampur dgn perbandingan 1,7 : 1 diaduk, kmd dibakar dlm tanur listrik dgn T 2000 C. Hsl pembakaran dimasukan dlm tabung dgn reaksi:
CaO+ C + CaC2 + CO
7. Pembuatan refraktori :
Sebagai Galian bahan baku adalah high calcium lime yg mengandung 95% CaCO3, 5 % dolomit. Dpt juga high magnesium lime mengandung 50-90% CaCO3, 10-50% dolomit, sebagai Galian bhn tambahan adalah clay, air.
Pembuatannya :
Dibuat CaO maupun CaOMgO, dilakukan hidrasi diperoleh Ca(OH)2 dan Ca(OH)2MgO kmd bhn baku dicampur dgn bhn tambahan (clay,samot,air) dan dicetak serta diangin-anginkan, setelah itu dipanaskan 1200 C shg didapatkan produk.
8. Pelicin tablet
Syarat: berukuran –200mesh, kandungan CaCO3 98,5% shg merupakan serbuk hablur putih tdk berbau dan tdk berasa, tdk mengandung arsen dan logam berat lainnya, susut kering tdk melebihi 1% tdk mengganggu bhn aktif.
Pembuatannya :
formulasi tablet dicampur sesuai dosis + digiling granuler dan dikeringkan + digiling dan ditambah dgn CaC)3 + lubrication & dicetak & ditekan + didapat produk.
9. Peleburan baja
Berfungsi sebagai Galian bhn imbuh (fluks). Silika dan alumina akan bereaksi dgn bhn imbuh mjd terak/slag yg mengapung terletak di atas lelehan besi baja, shg mudah dipisahkan. Disamping itu Bahan Galian Gamping dpt mengikat SO2 dan H2O.
Syarat: CaO min 52%, SiO2 maks 4%, Al2O3+Fe2O3 3%, MgO maks 3,5%, P mak 0,1%, Fe2O3 maks 0,65%.
10. Bahan Pemutih kertas, pulp, karet
Bahan Galian Gamping hablur murni digerus halus dgn syarat 98% CaCO3 dan PH > 7,8 dgn kehalusan 325 mesh mpy daya serap thd minyak warna putih
11. Industri gula:
Bahan Galianamping berfungsi menjernihkan nira tebu dan menaikan tebu.
Biasanya utk 1000 kw tebu = 100 kg kapur tohor dgn syarat 0,2% H2), 0,2% HCl, 55% CaO, 0,1% SiO2, 0,1% Al2O3, 0,4%
MgO, 43,6% CO2, 0,3% Na2OK2O.

Gypsum

Diposting oleh mine | 10.32 | | 0 komentar »

Genesa :
Gypsum merupakan mineral sedimen kimiawi (evaporit) yg khas, terbentuk melalui pengendapan langsung dr air garam/ merupakan hasil hidrasi/alterasi anhidrit selama proses diagenesa. Gipsum dpt juga terbtk oleh sublimasi langsung dr fumarola/diendapkan mata  air panas. Juga diagenesa sebagai Galian block-block konkresi dlm  lempung dan napal, sedang anhidrit merupakan hasil dehidrasi gypsum.

Sifat
Warna putih/tdk berwarna bila murni, abu-abu – hitam, pink muda-merah, coklat, kuning pucat, biru pucat.
Kekerasan : 2
Berat Jenis : 2,2 - 2,4

Variasi Gypsum
Selenit, Satin Spar, Alabaster, Rock Gipsum, Gipsit

Penambangan
tambang terbuka : konvensional dgn peralatan: dragline, scraper, steam shovel, hidrolik
Tambang daalam : room and pilar dgn produksi 500-1500 ton/hari

Pengolahan:
                                                 Gypsum dari tambang
                         
                                                            Peremukan I

                                                      Posible benification

                                            Peremukan II dan Pengayakan

                      Posible screen       drying (free moisture)     produk PC rock
                            Waste                         pengeringan

                      Calcining (rotary of pressure)                     Fine grinding

              Fine grinding    calcining (kettle flash)                    Produk
                                        Stucco                            (uncalcined, filler, agri, gypsum)

                     Wallboard machine          regrinding          plater mixer
                            And kiln                                                    and rocker

                           Produk                                                        Produk

Gypsum Sintesis:
1. Gypsum sintesis dr air laut
air laut banyak mengandung ion SO4 = disbanding ion Ca++ (sebagian terikat oleh Mg++) maka jika kedlm larutan tsb ditambah suatu larutan yg banyak mengandung Ca++ mk akan tjd pengendapan gypsum. Ca++ dpt diperoleh dr larutan CaCl2 sebagai Galian buangan pabrik soda abu atau larutan Ca(OH)2 dr kapur.
2. Gypsum sintesis dr air kawah
Dilakukan dgn menambah batu gamping kedlm air kawah dgn reaksi:
CaCO3 + air kawah ---> CaSO4.2H2O
3. Gypsum sintesis dr produk pembakaran batubara
Pembakaran batu bara sering menghasilkan SO3 yg berbahaya namun bila gas ini disemprot dgn Ca(OH)2 mk akan menghasilkan gypsum
SO3+Ca(OH)2 + H2O ---> CaSO4.2H2O
4. Gypsum sintesis hsl sampingan ind Kimia
Gypsum dpt dihslkan dr produk samping Industri asam sulfat, asam sitrat dan asam fosfat.

Pemanfaatan:
1. Gypsum sebelum kalsinasi
a. Retarde semen Portland
sebagai Galian bhn balu dipakai rock gypsum yg berfungsi sebagai Galian retarder (memperlambat pengerasan). Dlm industri ini digunakan yg mpy CaSO4 tinggi, disamping itu mengandung 42% SO3 dan berukuran 0,5-2 inchi.
b. Pertanian : pupuk (land plaster) pada tanah alkalis
Digunakan rock gypsum yg telah dihancurkan halus (-100mesh) sejumlah 75-90%. Biasa digunakan pd tanah alkalis utk meningkatkan pertumbuhan tanaman, khususnya legume. Gypsum menghasilkan sejml sulfur Bahan Galian tanaman kacang, buncis, kacang tanag, kacang polong, mampu menangkap nitrogen bertambah banyak, kalsium sulfat juga cenderung berasimilasi dgn potas tanah.
c. Peternakan : bhn campuran makanan ternak
d. Pembuat warna dasar cat
e. Pengisi pd industri kertas, crayon, karet
f. Ornamen
g. Industri tekstil
sebagai Galian perekat produk dan bila diinginkan permukaan yg mengkilap atau bercahaya. Utk itu gipsu digunakan bersama lempung n talk. Gipsum tdk lebih dr 4% kalsium sulfat, kandungan besi rendah.

Komposisi:
CaCO4 : 77,42%, CaCO3 : 1,45%, Fe2O3+Al2O3 : 0,12%, Si2O3 : 0,34%, NaCl : 0,26 %, MgO: 0%
 
Aplikasi
- Industri keramik, patung, setakan, fluks gelas, plastik, penggosok granit, plester dental, autopaedik plater, utk wallpaper, plaster of paris, compressed plaster yg digunakan pd dinding penyekat langit-langit genteng.